This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Saturday, May 28, 2016

Bercinta Ramai-Ramai

Suatu hari yang panas… aku hanya bisa termenung membayangkan apa yang ada di dalam kepalaku. Semua beban pikiran, masalah keuangan, masalah keluarga dan juga masalah cinta. Sampai tiba2 telephone selulerku berbunyi…

“Citta Hallloooo” Sapaku kepada yang menelpon.
“Iya Jeff, gimana? apa kabar?” jawab Citta.
“Kabar aku baik Cit” Jawabku
“Aku sedang maen ditempat kost teman, ya kalau ada waktu coba maen kesini, teman teman mau kenalan sama kamu juga” Katanya setelah menanyakan kabar.
“Emang daerah mana?“ Tanyaku
“Daerah Radio Dalam, dateng ya sekarang” kata Citta
“Ok deh nanti kalau aku dah deket aku telpon ya” kataku
“Ok aku tunggu ya, jangan lupa siapin diri, hehehe..” katanya lagi.
“Lho, emang aku mau diapain?” tanyaku penasaran.
“Mau diperkosa rame-rame, siap nggak?” tanya-nya
“Siapa takut..” jawabku sekenanya.

Lalu aku pun meluncur ke arah Radio Dalam dan sekitar 15 menit aku pun sampai di tempat yang telah dijanjikan.

“Hallo Citta, aku dah di depan nih..” kataku
“Ok aku keluar ya, sabar..” jawab Citta.

Lalu munculah seorang gadis yang sangat seksi tingginya sekitar 175 dengan berat sekitar 55 kg, woww.. buah dadanya lebih besar dari pada punya Citta. Lalu dia menghampiri mobilku dan mengetuknya.

“Iya, ada apa?”, jawabku dengan mataku yang tak lepas dari buah dadanya yang montok itu.

“Jeffry ya..”, kata dia.
“Iya”, kataku.
“Aku Amellia temennya Citta yuk masuk yuk..”, katanya dengan senyum nakalnya.
“Oh.. yuk”, jawabku agak sedikit tergagap.

Wah, bakal ada pesta besar nih pikirku dalam hati.

Sesampai dikamarnya aku disambut dengan pelukan dan ciuman oleh Citta dan aku diperkenalkan kepada 3 temennya yang lain yang satu bernama Dita, Hesty dan Kiki. Dan harus kuakui mereka bertiga tidak kalah menggiurkannya dengan si Amellia.

Tiba-tiba Citta membuka omongan yang bagiku sifatnya hanya basa-basi dan kemudian diteruskan oleh teman-temannya dan lama-kelamaan omongan kami berlanjut ke arah selangkangan. Dan tiba-tiba dari arah belakang ada yang memelukku saat aku akan menengok.

Dengan cepatnya Amellia mencium bibirku dengan liarnya, maka aku pun tak kalah bernafsunya aku balas dengan liarnya pula. Dan ternyata yang memelukku dari belakang adalah Citta dia terus menciumi leherku dan terus turun ke bawah mencoba membuka bajuku sementara aku masih saja berciuman dengan Amellia. http://baccarat1628casino.blogspot.com

Ketika bajuku dilepaskan oleh Citta tiba-tiba ada tangan yang membuka celanaku termasuk celana dalamku maka langsung saja “adekku” yang telah tegang sedari tadi keluar dari sarangnya. Dan seketika itu juga “Adekku” langsung dilahap dengan liarnya setelah aku lihat ternyata Dita dengan ganasnya sedang mengulum kemaluanku.

Saat aku sedang diserang oleh tiga wanita ini aku sempat mencari kemana Hesty dan Kiki ternyata mereka ada di sofa dekat situ dan keduanya sudah telanjang bulat dan aku lihat Kiki sedang menjilati vagina Hesty dan Hesty pun mendesah-desah dan meliuk-liukan badannya diatas sofa tersebut sementara aku sendiri sedang kewalahan menangani seranga dari tiga wanita ini, maka aku tidak memperhatikannya.

Langsung saja aku buka baju Amellia yang terdekat dengan aku dan ketika Amellia sedang membuka seluruh bajunya aku tarik Dita keatas dan kami pun berciuman sementara itu Citta menggantikan posisi Dita mengulum kemaluanku. Begitu pula dengan Dita aku buka bajunya dan posisinya digantikan oleh Citta sedangkan posisi Citta digantikan oleh Amellia.

Wow.. ternyata kuluman Amellia lebih enak dari pada Citta dan Dita sampai akhirnya aku merebahkan diri di ranjang yang berada disitu. Citta setelah melepas bajunya langsung saja memegang kemaluanku dan diarahkannya ke liang vaginanya yang ternyata sudah basah sedari tadi setelah pas maka diturunkan pantatnya perlahan-lahan hingga akhirnya.. Bless..,

“Aah..”, desah Citta.

Sementara Citta sedang asiknya menaik turunkan pantatnya diatasku, maka aku tarik Amellia keatasku dan aku menjilati vaginanya.

“Ahh.. enak Jeff.. terus Jeff ohh..” desah Amellia.

“Ahh.. ohh.sst..” desah Citta yang bersahut-sahutan dengan Amellia dan Hesty.

“Ohh.. yess lick my pussy Jeff.. ohh yess sst..” racau Amellia ketika klitorisnya aku hisap-hisap.

Sementara itu aku tarik pula si Dita dan aku masukkan jari tengahku ke liang vaginanya sehingga membuat Dita meracau dan meliuk-liukan badannya.

“Ohh yes Jeff.. enak Jeff.. dalem lagi Jeff ohh..” racau Dita.

Sementara setelah berada dalam posisi seperti ini selama kurang lebih 15 menit, akhirnya Citta menggenjotnya semakin cepat dan mengerang.

“Ahh.. Jeff.. aku keluar Jeff ah..” desah Citta dan seketika itu pula tubuhnya melemas dan menggelimpang disampingku.

Ternyata tanpa aku sadari dibawahku sudah ada si Hesty yang dengan cepatnya langsung melumat kemaluanku maka aku pun menggeliat menahan nikmat hisapan Hesty dan Amellia segera turun dari mulutku dan memasukkan kemaluanku ke vaginanya dan langsung digoyangkannya naik turun dan kadang memutar, sementara Dita tidak mau kehilangan kesempatan maka dia menyodorkan vaginanya ke mulutku dan aku pun menjilati dan menghisap-hisap vaginanya.

Setelah 5 menit aku jilati vagina nya maka tubuh Dita mengejang dan dia berteriak,

“Jeff ahh.. aku keluar Jeff.. ah..” sambil menekan vaginanya ke mulutku langsung saja aku menghisap vaginanya kuat-kuat dan aku merasakan mengalir deras cairan dari vaginanya yang langsung aku sedot dan aku telan habis. Baca Juga Baccarat Online Indonesia

Setelah Dita merebahkan diri di sampingku ternyata Kiki juga tidak mau ketinggalan dia menaiki aku dan kembali aku disodorkan vagina ke 3 siang ini yang langsung aku lumat habis, baru aku memulai menjilati vagina Kiki, Amellia yang masih bergoyang diatasku akhirnya mengerang kuat.

“Jeff... aku keluar Jeff ah.. sst ahh..” racaunya.

Terasa sekali cairannya mengalir deras membasahi kemaluanku dan seketika itu pula tubuhnya melemas dan menggelimpang disampingku dan ternyata Kiki sudah tidak tahan dan langsung menurunkan tubuhnya ke bawah dan memasukan penisku ke vaginanya dan..

“Ahh.. sst ahh.. Jeff.. mentok Jeff.. ah..” desahnya.

Sedangkan Hesty yang sedari tadi hanya melihat sambil masturbasi sendiri aku tarik keatasku dan aku jilat dan hisap vaginanya.

“Ohh yess.. ohh lick it honey oh..” desah Hesty.

Setelah 10 menit Kiki diatasku dan menggoyangkan pinggulnya akhirnya dia pun mengalami klimaks. Sementara aku sendiri yang sedari tadi belum keluar karena tidak konsentrasi maka setelah Kiki rebah di sampingku maka aku membalikkan badan hingga Hesty berada di bawahku dan perlahan-lahan aku masukan penisku ke vaginanya terasa sangat sempit, ketika kepala penisku mulai menyeruak masuk hingga Hesty berteriak.

“Ahh.. pelan-pelan Jeff sakit”

Maka perlahan-lahan aku masukan lagi setelah setengahnya masuk aku diamkan sebentar agar vagina Hesty terbiasa karena aku melihat Hesty mengerenyitkan dahinya menahan sakit setelah Hesty tenang maka aku dorong pantatku dan akhirnya seluruh penisku berada dalam vagina Hesty.

“Ahh Jeff.. sakit ah..” desah Hesty.

Dan perlahan-lahan Hesty mulai menggoyangkan pinggulnya maka aku pun menggenjot pantatku keluar masuk.

Terasa sempit sekali vagina Hesty dan ketika aku melirik kebawah aku melihat ada tetesan darah keluar dari vaginanya yang akhirnya baru aku ketahui bahwa memang Hesty yang termuda diantara semuanya dia baru masuk SMU kelas 1 dan hanya dia yang masih perawan.

“Ahh.. sst.. terus Jeff.. enak Jeff oh.. dalam lagi Jeff..” racau Hesty.

Maka aku menarik Hesty kepinggiran tempat tidur dengan posisi kakinya berada di bahu aku sementara aku berdiri. Memang Hesty tidak kelihatan seperti anak baru masuk SMU dengan tingginya sekitar 170 dan buah dadanya berukuran 36 B.

Setelah 10 menit aku menggenjot Hesty akhirnya dia pun mengerang.

“Jeff.. aku keluar Jeff ohh.. Jeff..”

Namun aku tidak perduli aku terus menggenjot Hesty karena aku sendiri mengejar klimaks ku, setelah itu aku balikan tubuh Hesty sambil terus menggenjotnya hingga akhirnya Hesty berada dalam posisi menungging dan aku terus menggenjotnya dari belakang sambil meremas buah dadanya 36Bnya yang mengayun-ayun.

Ketika aku sedang menggenjot dari arah bawah belakang aku merasakan ada yang menjilati buah pelirku dan ternyata Amellia sudah bangun lagi sehingga setelah 10 menit aku menggenjot Hesty dari belakang dia pun mengalami orgasme kembali.

“Ahh Jeff.. aku keluar lagi Jeff ah..” dan seketika itu tubuhnya benar-benar melemas melihat kondisinya yang seperti itu maka aku tidak tega dan langsung aku tarik Amellia untuk mengangkang dan aku tusukan penisku ke vaginanya dan Amellia dengan posisi dibawah mendesah-desah seperti orang yang kepedasan.

“Ahh.. Jeff... terus Jeff.. esst enak Jeff... terus Jeff oh..” racaunya.

“Enak, aah.. esst ahh”, racauku tidak karuan karena merasakan sedotan-sedotan di vagina Amellia yang kata orang-orang ’empot ayam’.

Maka dengan semangatnya aku menggenjot Amellia dan setelah 10 menit Amellia berkata,

“Jeff.. aku mau keluar Jeff.. Jeff ahh”

“Ntar Melll.. gue juga mau keluar.. barengan ya ahh” kataku. Akhirnya,

“Jeff.. gue nggak kuat Jeff ah..”, ser.. ser.. ser.., terasa deras sekali semprotan Amellia.

“Ahh gue juga Mell ah..”, crot.. crot.. crott.., akhirnya aku pun orgasme bersamaan.

Akhirnya Kami pun ketiduran dengan posisi aku diatas Amellia. Kira-kira aku tertidur 15 menit tiba-tiba aku merasakan penisku dijilat-jilat dan dihisap-hiasap setelah aku membuka mataku ternyata Dita sedang mengulum penisku. Maka seketika itu juga aku langsung meracau,

“Ah.. ohh.. enak Dit.. terus Dit..”

Tapi Dita tidak mau menyia-nyiakan kesempatan yang ada dia langsung naik keatas tubuhku dan memasukkan penisku ke liang vaginanya, memang dari ‘peperangan’ tadi hanya Dita yang belum merasakan penisku maka ketika yang lain-lain sedang tidur Dita memanfaatkan momen tersebut sebaik-baiknya. Terus dia menggoyangkan pinggulnya.

“Ahh.. esst enak Jeff ah..” Aku pun merasakan keenakan dengan goyangan Dita karena goyangannya benar-benar seperti penari ular dia memutar-mutarkan pantatnya diatas penisku.

Lama dia melakukan itu hingga akhirnya kami keluar bersamaan.

“Ahh Jeff... enak Jeff.. ayo Jeff keluarin barengan ohh..” Akhirnya,

“Dit.. aku mau keluar ahh ohh crot.. crot..” Kami pun lemas dan Dita mencium bibirku mesra.

“Makasih ya Jeff, enak lho.. bener yang Citta bilang” katanya.

“Emang Citta bilang apa?” tanyaku penasaran.

“tongkol kamu enak, kamu bisa bikin cewek ketagihan, nanti lagi ya??” katanya.

Aku hanya tersenyum dan memeluk dia.

Akhirnya aku pun menginap disitu dan kami ber-enampun melakukannya berulang kali. Kadang aku mengeluarkan spermaku di dalam vagina Amellia, Hesty ataupun yang lainnya secara bergantian. Hingga sekarang pun kami masih sering melakukan kadang satu lawan satu, kadang three some ataupun langsung berenam lagi.
Share:

Bersepeda Pagi Yang Nikmat

Mentari pagi beri salam lagi, suara burung kusambut hari berganti. Pagi hari itu aku bangun sangat pagi, hari itu aku memang sedang libur sekolah, karena seluruh kelas dipergunakan untuk Ujian Akhir Sekolah. Karena nggak bisa tidur lagi, maka aku memutuskan untuk olah raga pagi. Biasa, untuk menjaga stamina tubuhku, aku selalu senam sendiri dirumahku, selain karena halaman belakang rumahku yg cukup luas, papa juga menyediakan satu ruangan yg dilengkapi peralatan fitness.

Aku mengenakan kaos ku yang paling enak dipakai dan yg dapat menyerap keringat, kaosku santai sekali, berlengan pendek sebatas pangkal lengan, dengan belahan dada yg rendah, sampai-sampai gumpalan buah dadaku yg gempal itu nampak tersembul keluar bila meski aku sedang berdiri tegak, apalagi kalo menunduk…hihihi…, meskipun sudah disanggah oleh BH pun bentuk buah dadaku tetap indah dan menantang. Untung kaosku tidak ketat, karena kalau ketat bakal malah semakin mempertontonkan buah dadaku ini.

Kupakai celana pendek yg agak ketat, saking pendeknya sampai-sampai pada saat aku berdiri tegakpun, buah pantatku yg bulat itu nampak tersembul indah dan sexy. Bisa membayangkan? he..he..he..

Selesai olah raga diruang olah raga, aku ambil sepedaku dan mulai bersepeda di kompleksku yg masih sepi itu. saat itu kurang lebih pukul 05.10 pagi, suasana masih agak dingin, masih gelap dgn penerangan lampu jalan. Di tikungan jalan, beberapa blok dari rumahku, ada pos hansip yg agak gelap karena bola lampunya yg mungkin hanya 20 watt saja. Disana ada seorang hansip yg sedang tidur-2x an, hansip itu terlihat masih muda sekali, menurutku kurang lebih baru berusia 19thn, mungkin, tubuhnya yg kurus itu terbungkus pakaian seragam hansip hijau dan terbalut sarung aja. wajahnya jelek sekali dengan giginya yg agak tonggos, matanya bundar besar tapi agak ngantuk.

Timbul niat isengku untuk menggodanya, sambil bersepeda dari jauh kutarik kausku agar lebih kedepan, agar susuku lebih nampak jelas, karena sepedaku adalah sepeda balap, jadi aku harus menunduk apabila aku memegang setir nya. Jadi, ya bayangin sendiri gimana tampaknya… . Kuhentikan sepedaku didepan pos nya dan berpura-2x kecapaian.

“pagi bang. koq tiduran bang? hayooo…nggak jaga yaa?” sapaku.

“eh…, pagi non”, sahutnya sambil menguap, dia bangkit duduk dan mengarahkan pandangannya kepadaku. Matanya tertumbuk pada payudaraku yg nampak jelas disela-sela belahan kausku yg lebar itu, dia terbelalak. http://baccarat1628casino.blogspot.com

“ehh, anu non, ketiduran…, capek…..” katanya tergagap karena kaget dan matanya yg membelalak tetap tertuju pada dua gumpalan susuku itu, buah dadaku tergantung dan putingnya yg indah itu mencuat indah.

“kenapa non? ada yg bisa dibantu?” tanyanya.

“anu bang, aku tadi terjatuh dan punggungku serta pantatku sakit sekali sekarang, bisa bantu pijit nggak bang?” godaku. Dia memperhatikan aku dgn seksama, seperti orang yg sedang menimbang-nimbang, wajah cantik, bahkan bisa dibilang cantik sekali, kulitnya juga putih bersih, mulus, keturunan chinese, tubuhnya masih kecil, tapi pinggulnya udah membentuk indah sekali, seperti gadis umur 20-an, pantatnya bulat sempurna, waah apalagi susu nya itu, daritadi dia memperhatikan susuku, itu susu bukan main indahnya, bergelantung dan putingnya mendongak dgn pongahnya. kulihat dia memperhatikan susuku terus.

Sambil menengok kesekelilingnya, untuk melihat keadaan, dia berkata

“mari non, duduk didalam sini, biar aku pijitin.”

Kuletakkan sepedaku dipinggir pos dan aku masuk kedalam pos ukuran 2 x 2 meter itu. Saat berdiri, kuperhatikan dia melihat puting susuku menonjol dari balik kausku, semakin menampakkan keindahan susuku, susuku yg gempal, bonggolnya yg besar, putih mulus, kulihat penisnya udah ngaceng berat, wuaahh…asyikk pikirku mesum, aku mulai memikirkan penis itu dalam genggamanku…, dan….

Didalam pos, aku duduk disampingnya sambil membelakanginya, kuarahkan punggungku, dia dengan terampil mulai memijiti punggungku, tapi tidak lama. Dia mulai mengarahkan pijitannya ke bongkahan pantatku.

“agak nungging dikit non, aku nggak bisa mijit kalo non duduk” , aku merubah posisiku, kutunggingkan pantatku kearahnya, tapi dia bukannya memijit malah melorotkan celanaku, plus celana dalamku juga. Tanpa ba-bi-bu, dia mulai menciumi pantatku, diciuminya vaginaku yg terbuka itu dengan mulutnya. Baca juga Casino Online Indonesia

“non pengen aku begini kan ….mmmhhh?” katanya berani, aku cuman mendesis-desis nikmat.

“auuuhh….emmmh..ehhh, mmhhh…iya baanng, jilatin vaginaku ya baang…, aku lagi pengen banget niihhh…”, dia semakin berani memasukkan lidahnya kevaginaku, aku semakin geli dibuatnya.

Dia bangkit sebentar, lalu… dengan sekali putar, dia padamkan satu-satunya lampu didalam pos itu, khawatir ada yg lewat dan melihat kami didalam pos itu.

Dia melanjutkan aksinya, sekarang dia mulai meremas-remas susuku yg sedari tadi diincarnya, kausku dilepasnya dengan cepat, aku menjadi telanjang bulat, tanpa sehelai benangpun, didalam pos hansip, dipinggir jalan kompleks ku sendiri.

Dia mulai melepasi pakaiannya sendiri, ternyata dia hanya memakai kemeja seragam, dibalik sarungnya dia tidak mengenakan apapun, terlihat olehku kontolnya yg udah ngaceng keras sekali, hitam, mengacung keatas, dengan otot-ototnya yg melingkar, aku terkesima melihat penisnya yg hitam itu.

Dia membalik tubuhku dan ditelentangkan diatas dipan, dia berbaring miring di dipan dan kontolnya diarahkan kewajahku sambil wajahnya sendiri mengarah kevaginaku, dia menyuruhku menggengam kontolnya dan berkata,

“ayo non, kau masukkan kontolku kedalam mulut mu itu, jilati dan hisap, cicipi kontolku ini”, dia sendiri kembali mengaduk-ngaduk vaginaku dan lubangnya dengan lidahnya. sambil kugenggam, aku masukkan kontolnya kedalam mulutku dan mulai mengemotnya, tanganku mengocok-ngocok kontolnya.

“aahhh..ahhhahhhh….ennaaakkk” dia menikmati permainan lidahku. sementara vaginaku juga geli karena lidahnya.

Kelihatannya dia nggak mau lama-lama, dia ingin permainan yg lebih dalam, tubuhku digendongnya, diangkat dan ditempelkan kedinding pos, tangannya menyanggah kedua kakiku dengan kedua lututku terlipat, kedua paha dan vaginaku terbuka lebar, dengan posisi tubuhku digendongnya seperti itu, diapun mulai menancapkan kontolnya kevaginaku, “ssslluuuppphhh…..”

“addduuuhh…aduuhh baaaanng…enaak sekaliiii…terusss baaaang…terusssiinn…lebih dalaaaammm…, lebih dalaam lagii…” teriakku nikmat, sambil menjepit pinggangnya dengan kakiku, kontolnya menancap dalam sekali dengan posisiku seperti itu.

“aakkhhh…aduuh..vaginamu enaak sekali nnooonnn…, seemmmpiiit.. bangeetthh…” serunya sambil menambah kekuatan hujaman kontolnya.

Sementara kontolnya keluar masuk dengan kerasnya, tanganku memeluk kepalanya , kupeluk erat dan kusodorkan susuku untuk dilumatnya. Indah sekali pemandangan didalam pos itu, tubuhku didesaknya kedinding pos itu sambil kontolnya menancap divaginaku, mulutnya menghisap puting susuku sampai kemerah-merahan.

“ssppp…ssppphh…” seluruh buah dadaku dijilatinya, putingku dilumatnya, digigiti dengan gemasnya, kelihatannya dia benar-benar mengagumi buah dadaku yang bergelayut bebas, mulutnya bergantian mengulum kedua susuku ini.

Tidak lama kemudian dia mendesis ditelingaku,

“aduuh…adduuhh.. aakkuu … mm ..aauu… keluarrrr nnnnooooo..oonn….”, aku juga tak mau ketinggalan.

“hhkk…mmhh…sssshhh…aakkuu juggaa baaangg…jangan keluarin didalamm..yaa banng.. jangaan … didalam yyaaaaaa…. aaaaakkkhhhhh…” aku keluarkan cairanku dengan kenikmatan yg luar biasa.

tapi kelihatannya dia nggak ada niatan untuk mencabut kontolnya dari vaginaku, aku merasakan semburan pejuhnnya didalam vaginaku.

“aaaakkkhhh…aakkkhhh…nnnhhh….hhkkk…udaahh keeluuaarr.. nooonn…”, aku melihat si hansip itu menikmati sekali semburan pejuhnya didalam vaginaku, dia kelihatan sangat menikmati permainan ini, dia tidak henti-hentinya meremas-remas buah dadaku yg gempal itu.

“maapin abang ya non, tadi abang nggak sempat ngeluarin…, nggak apa-apa ya?” tanyanya sambil mesem. Sial, kupikir. enak aja bilang nggak sempat, dasar.

“iya udah deh… kan udah telanjur…” sautku agak dongkol.

Setelah itu, dia terbaring lemas tanpa sehelai benangpun ditubuhnya, sambil tangannya tetap menggenggam buah dadaku. kontolnya udah terkulai lemas.

“eemmhhh.. non, enak sekali vaginamu itu, aku belum pernah merasakan vagina anak gedongan yg kaya, keturunan lagi. kapan non bakal sepedaan pagi lagi?”

“hmm, enak yah? kontolmu itu juga enak bang, tapi aku nggak mau sering-2x beginian, ntar aku bisa hamil kalo pejuhmu selalu keluar didalam vaginaku ini…, gini aja, kalo aku pengen ngerasain kontolmu lagi, aku bakal datang kesini lagi…, tapi lain kali kalo keluarin pejuhmu jangan didalam yah…”

“baik deh non, tapi keluarin nya dimana dong? habis lebih enak kalo keluarnya didalam, sambil goyang gitu…” tanyanya dengan ekspresi tolol.

“ya udah, lain kali keluarin pejuhmu didalam mulutku aja, biar aku nggak hamil, lagipula aku suka ngerasain pejuh didalam mulutku koq…” jawabku enteng. si hansip muda itu hanya terbelalak dan kulihat kontolnya mulai ngaceng lagi.

Aku harus cepat-cepat keluar dari pos itu. pikirku, lebih baik aku cepat-cepat angkat kaki dari sini sebelum aku digarapnya lagi. bisa hamil gue.. Akupun mengenakan kembali pakaianku dan melanjutkan bersepeda lagi. Seperti tidak pernah terjadi apa-apa.

Dalam hati aku berpikir, andai kata dihitung, udah berapa penis yg pernah masuk ke vaginaku ini, udah berapa orang yg telah menikmati tubuhku ini, membuatku makin ingin mencoba penis-penis yg lain, aku menikmati sekali ngentot dengan orang yg belum pernah aku kenal sebelumnya, bahkan yg namanya pun aku tidak tahu.
Share:

Tuesday, May 24, 2016

Demi Absensi

Kisahku yang satu ini terjadi sudah agak lama, tepatnya pada akhir semester 3, 2 tahun yang lalu. Waktu itu adalah saat-saat menjelang UAS. Seperti biasa, seminggu sebelum UAS nama-nama mahasiswa yang tidak diperbolehkan ikut ujian karena berbagai sebab seperti over absen, telat pembayaran, dsb tertera di papan pengumuman di depan TU fakultas. Hari itu aku dibuat shock dengan tercantumnya namaku di daftar cekal salah satu mata kuliah penting, 3 SKS pula. Aku sangat bingung disana tertulis absenku sudah empat kali, melebihi batas maksimum tiga kali, apakah aku salah menghitung, padahal di agendaku setiap absenku kucatat dengan jelas aku Hanya tiga kali absen di mata kuliah itu. Akupun complain masalah ini dengan dosen yang bersangkutan yaitu Pak Mahmudin, seorang dosen yang cukup senior di kampusku, beliau berumur pertengahan 40-an, berkacamata dan sedikit beruban, tubuhnya pendek kalau dibanding denganku Hanya sampai sedagu. Diajar olehnya memang enak dan mengerti namun beliau agak cunihin, karena suka cari-cari kesempatan untuk mencolek atau bercanda dengan mahasiswi yang cantik pada jam kuliahnya termasuk juga aku pernah menjadi korban kecunihinannya.

Karena sudah senior dan menjabat kepala jurusan, beliau diberi ruangan seluas 5×5 meter bersama dengan Bu Harni Ningsih yang juga dosen senior merangkap wakil kepala jurusan. Kuketuk pintunya yang terbuka setelah seorang mahasiswa yang sedang bicara padanya pamitan.

“Siang Pak !” sapaku dengan senyum dipaksa
“Siang, ada perlu apa ?”
“Ini Pak, saya mau tanya tentang absen saya, kok bisa lebih padahal dicatatan saya cuma tiga…” demikian kujelaskan panjang lebar dan beliau mengangguk-anggukkan kepala mendengarnya.

Beberapa menit beliau meninggalkanku untuk ke TU melihat daftar absen lalu kembali lagi dengan map absen di tangannya. Ternyata setelah usut punya usut, aku tertinggal satu jadwal kuliah tambahan dan cerobohnya aku juga lupa mencatatnya di agendaku.

Dengan memohon belas kasih aku memelas padanya supaya ada keringanan

“Aduhh…tolong dong pak, soalnya gak ada yang memberitahu saya tentang yang tambahan itu, jadi saya juga gak tau pak, bukan salah saya semua dong pak”

“Tapi kan mbak, anda sendiri harusnya tahu kalau absen yang tiga sebelumnya anda bolos bukan karena sakit atau apa kan, seharusnya untuk berjaga-jaga anda tidak absen sebanyak itu dong dulu”

Beberapa saat aku tawar menawar dengannya namun ujung-ujungnya tetap harga mati, yaitu aku tetap tidak boleh ujian dengan kata lain aku tidak lulus di mata kuliah tersebut. Kata-kata terakhirnya sebelum aku pamit Hanyalah, http://baccarat1628casino.blogspot.com

“Ya sudah lah mbak, sebaiknya anda ambil hikmahnya kejadian ini supaya memacu anda lebih rajin di kemudian hari” dengan meletakkan tangannya di bahuku.

Dengan lemas dan pucat aku melangkah keluar dari situ dan hampir bertabrakan dengan Bu Harni Ningsih yang menuju ke ruangan itu. Dalam perjalanan pulang dimobil pun pikiranku masih kalut sampai mobil di belakangku mengklaksonku karena tidak memperhatikan lampu sudah hijau.

Hari itu aku habis 5 batang rokok, padahal sebelumnya jarang sekali aku mengisapnya. Aku sudah susah-susah belajar dan mengerjakan tugas untuk mata kuliah ini, juga nilai UTS ku 8,8, tapi semuanya sia-sia hanya karena ceroboh sedikit, yang ada sekarang Hanyalah jengkel dan sesal. Sambil tiduran aku memindah-mindahkan chanel parabola dengan remote, hingga sampailah aku pada chanel TV dari Taiwan yang kebetulan sedang menayangkan film semi. Terlintas di pikiranku sebuah cara gila, mengapa aku tidak memanfaatkan sifat cunihinnya itu untuk menggodanya, aku sendiri kan penggemar seks bebas. Cuma cara ini cukup besar taruhannya kalau tidak kena malah aku yang malu, tapi biarlah tidak ada salahnya mencoba, gagal ya gagal, begitu pikirku. Aku memikirkan rencana untuk menggodanya dan menetapkan waktunya, yaitu sore jam 5 lebih, biasanya jam itu kampus mulai sepi dan dosen-dosen lain sudah pulang. Aku cuma berharap saat itu Bu Harni Ningsih sudah pulang, kalau tidak rencana ini bisa tertunda atau mungkin gagal.

Keesokan harinya aku mulai menjalankan rencanaku dengan berdebar-debar. Kupakai pakaianku yang seksi berupa sebuah baju tanpa lengan berwarna biru dipadu dengan rok putih menggantung beberapa senti diatas lutut, gilanya adalah dibalik semua itu aku tidak memakai bra maupun celana dalam. Tegang juga rasanya baru pertama kalinya aku keluar rumah tanpa pakaian dalam sama sekali, seperti ada perasaan aneh mengalir dalam diriku. Birahiku naik membayangkan yang tidak-tidak, terlebih hembusan AC di mobil semakin membuatku bergairah, udara dingin berhembus menggelikitik kemaluanku yang tidak tertutup apa-apa. Karena agak macet aku baru tiba di kampus jam setengah enam, kuharap Pak Mahmudin masih di kantornya. Kampus sudah sepi saat itu karena saat menjelang ujian banyak kelas sudah libur, kalaupun masuk paling cuma untuk pemantapan atau kuis saja.

Aku naik lift ke tingkat tiga. Seorang karyawan dan dua mahasiswa yang selift denganku mencuri-curi pandang ke arahku, suatu hal yang biasa kualami karena aku sering berpakaian seksi cuma kali ini bedanya aku tidak pakai apa-apa di baliknya. Entah bagaimana reaksi mereka kalau tahu ada seorang gadis di tengah mereka tidak berpakaian dalam, untungnya pakaianku tidak terlalu ketat sehingga lekukan tubuhku tidak terjiplak. Akupun sampai ke ruang beliau di sebelah lab. bahasa dan kulihat lampunya masih nyala. Kuharap Bu Harni Ningsih sudah pulang kalau tidak sia-sialah semuanya. Jantungku berdetak lebih kencang saat kuketuk pintunya.

“Masuk !” sahut suara dari dalam
“Selamat sore Pak !”
“Oh, kamu Endang yang kemarin, ada apa lagi nih ?” katanya sambil memutar kursinya yang menghadap komputer ke arahku.
“Itu…Pak mau membicarakan masalah yang kemarin lagi, apa masih ada keringanan buat saya”
“Waduh…kan bapak udah bilang dari kemarin bahwa tanpa surat opname atau ijin khusus, kamu tetap dihitung absen, disini aturannya memang begitu, harap anda maklum”
“Jadi sudah tidak ada tawar-menawar lagi Pak ?”
“Maaf mbak, bapak tidak bisa membantumu dalam hal ini”
“Begini saja Pak, saya punya penawaran terakhir untuk bapak, saya harap bisa menebus absen saya yang satu itu, bagaimana Pak ?”
“Penawaran…penawaran, memangnya pasar pakai tawar-menawar segala” katanya dengan agak jengkel karena aku terus ngotot.

Tanpa pikir panjang lagi aku langsung menutup pintu dan menguncinya, lalu berjalan ke arahnya dan langsung duduk diatas meja tepat disampingnya dengan menyilangkan kaki. Tingkahku yang nekad ini membuatnya salah tingkah. Selagi dia masih terbengong-bengong kuraih tangannya dan kuletakkan di betisku. Baca Juga Baccarat Online Indonesia

“Ayolah Pak, saya percaya bapak pasti bisa nolongin saya, ini penawaran terakhir saya, masa bapak gak tertarik dengan yang satu ini” godaku sambil merundukkan badan ke arahnya sehingga dia dapat melihat belahan payudaraku melalui leher bajuku yang agak rendah.

“Mbak…kamu...kamu ini….edan juga…” katanya terpatah-patah karena gugup

Wajahku mendekati wajahnya dan berbisik pelan setengah mendesah :

“Sudahlah Pak, tidak usah pura-pura lagi, nikmati saja selagi bisa”

Beliau makin terperangah tanpa mengedipkan matanya ketika aku mulai melepaskan kancing bajuku satu-persatu sampai kedua payudaraku dengan puting pink-nya dan perutku yang rata terlihat olehnya. Tanpa melepas pandangannya padaku, tangannya yang tadinya cuma memegang betisku mulai merambat naik ke paha mulusku disertai sedikit remasan. Kuturunkan kakiku yang tersilang dan kurenggangkan pahaku agar beliau lebih leluasa mengelus pahaku.

Dengan setengah berdiri beliau meraih payudaraku dengan tangan yang satunya, setelah tangannya memenuhi payudaraku dia meremasnya pelan diiringi desahan pendek dari mulutku.

“Dadamu bagus juga yah mbak, kencang dan montok” pujinya

Beliau lalu mendekatkan mulutnya ke arah payudaraku, sebuah jilatan menyapu telak putingku disusul dengan gigitan ringan menyebabkan benda itu mengeras dan tubuhku bergetar. Sementara tangannya yang lain merambah lebih jauh ke dalam rokku hingga akhirnya menyentuh pangkal pahaku. Beliau berhenti sejenak ketika jari-jarinya menyentuh kemaluanku yang tidak tertutup apa-apa

“Ya ampun mbak, kamu tidak pakai dalaman apa-apa ke sini !?” tanyanya terheran-heran dengan keberanianku
“Iyah pak, khusus untuk bapak…makanya bapak harus tolong saya juga”

Tiba-tiba dengan bernafsu dia bentangkan lebar-lebar kedua pahaku dan menjatuhkan dirinya ke kursi kerjanya. Matanya seperti mau copot memandangi kemaluanku yang merah merekah diantara bulu-bulu hitam yang lebat. Sungguh tak pernah terbayang olehku aku duduk diatas meja mekangkangkan kaki di hadapan dosen yang kuhormati. Sebentar kemudian lidah Pak Mahmudin mulai menjilati bibir kemaluanku dengan rakusnya. Lidahnya ditekan masuk ke dalam kemaluanku dengan satu jarinya mempermainkan klitorisku, tangannya yang lain dijulurkan ke atas meremasi payudaraku. “Uhhh…!” aku benar-benar menikmatinya, mataku terpejam sambil menggigit bibir bawah, tubuhku juga menggelinjang oleh sensasi permainan lidah beliau. Aku mengerang pelan meremas rambutnya yang tipis, kedua paha mulusku mengapit erat kepalanya seolah tidak menginginkannya lepas. Lidah itu bergerak semakin liar menyapu dinding-dinding kemaluanku, yang paling enak adalah ketika ujung lidahnya beradu dengan klitorisku, duhh…rasanya geli seperti mau ngompol. Butir-butir keringat mulai keluar seperti embun pada sekujur tubuhku.

Setelah membuat vaginaku basah kuyup, beliau berdiri dan melepaskan diri. Dia membuka celana panjang beserta celana dalamnya sehingga ‘burung’ yang daritadi sudah sesak dalam sangkarnya itu kini dapat berdiri dengan dengan tegak. Digenggamnya benda itu dan dibawa mendekati vaginaku.

“Bapak masukin sekarang aja yah Mbak, udah ga sabar nih”
“Eiit…bentar Pak, bapak kan belum ngerasain mulut saya nih, dijamin ketagihan deh” kataku sambil meraih penisnya dan turun dari meja.

Kuturunkan badanku perlahan-lahan dengan gerakan menggoda hingga berlutut di hadapannya. Penis dalam genggamanku itu kucium dan kujilat perlahan disertai sedikit kocokan. Benda itu bergetar hebat diiringi desahan pemiliknya setiap kali lidahku menyapunya. Sekarang kubuka mulutku untuk memasukkan penis itu. Hhmm….hampir sedikit lagi masuk seluruhnya tapi nampaknya sudah mentok di tenggorokanku. Boleh juga penisnya untuk seusia beliau, walaupun tidak seperkasa orang-orang kasar yang pernah ML denganku, miliknya cukup kokoh dan dihiasi sedikit urat, bagian kepalanya nampak seperti cendawan berdenyut-denyut.

Dalam mulutku penis itu kukulum dan kuhisap, kugerakkan lidahku memutar mengitari kepala penisnya. Sesekali aku melirik ke atas melihat ekspresi wajah beliau menikmati seponganku.

Berdasarkan pengalaman, sudah banyak cowok kelabakan dengan oral sex-ku, mereka biasa mengerang-ngerang tak karuan bila lidahku sudah beraksi pada penis mereka, Pak Mahmudin pun termasuk diantaranya. Beliau mengelus-elus rambutku dan mengelap dahinya yang sudah bercucuran keringat dengan sapu tangan. Namun ada sedikit gangguan di tengah kenikmatan. Terdengar suara pintu diketuk sehingga kami agak panik. Pak Mahmudin buru-buru menaikkan kembali celananya dan meneguk air dari gelasnya. Aku disuruhnya sembunyi di bawah meja kerjanya.

“Ya…ya…sebentar tanggung ini hampir selesai” sahutnya membalas suara ketukan.

Dari bawah meja aku mendengar beliau sudah membuka pintu dan berbicara dengan seseorang yang aku tidak tahu. Kira-kira tiga menitan mereka berbicara, Pak Mahmudin mengucapkan terima kasih pada orang itu dan berpesan agar jangan diganggu dengan alasan sedang lembur dan banyak pekerjaan, lalu pintu ditutup. Baccarat Online

“Siapa tadi itu Pak, sudah aman belum ?” tanyaku setelah keluar dari kolong meja.
“Tenang cuma karyawan mengantar surat ini kok, yuk terusin lagi Mbak”

Lalu dengan cueknya aku melepaskan baju dan rokku yang sudah terbuka hingga telanjang bulat di hadapannya. Aku berjalan ke arahnya yang sedang melongo menatapi ketelanjanganku, kulingkarkan lenganku di lehernya dan memeluknya. Dari tubuhnya tercium aroma khas parfum om-om. Beliau yang memangnya pendek terlihat lebih pendek lagi karena saat itu aku mengenakan sepatu yang solnya tinggi. Kudorong kepalanya diantara kedua gunungku, beliau pasti keenakan kuperlakukan seperti itu. Tiba-tiba aku meringis dan mendesis karena aku merasakan gigitan pada puting kananku, beliau dengan gemasnya menggigit dan mencupangi putingku itu, giginya digetarkan pada bulatan mungil itu dan meninggalkan jejak disekitarnya. Tangannya mengelusi punggungku menurun hingga mencengkram pantatku yang bulat dan padat.

“Hhmm…sempurna sekali tubuhmu ini mbak, pasti rajin dirawat ya” pujinya sambil meremas pantatku.

Aku Hanya tersenyum kecil menanggapi pujiannya lalu kubenamkan kembali wajahnya ke payudaraku yang sebelah, beliaupun melanjutkan menyusu dari situ. Kali ini dia menjilati seluruh permukaannya hingga basah oleh liurnya lalu diemut dan dihisap kuat-kuat. Tangannya dibawah sana juga tidak bisa diam, yang kiri meremas-remas pantat dan pahaku, yang kanan menggerayangi vaginaku dan menusuk-nusukkan jarinya di sana. Sebagai respon aku Hanya bisa mendesah dan memeluknya erat-erat, darah dalam tubuhku semakin bergolak sehingga walaupun ruangan ini ber-AC, keringatku tetap menetes-netes. Mulutnya kini merambat naik menjilati leher jenjangku, beliau juga mengulum leherku dan mencupanginya seperti Dracula memangsa korbannya. Cupangannya cukup keras sampai meninggalkan bercak merah selama beberapa hari. Akhirnya mulutnya bertemu dengan mulutku dimana lidah kami saling beradu dengan liar. Lucunya karena dia lebih pendek, aku harus sedikit menunduk untuk bercumbuan dengannya. Sambil berciuman tanganku meraba-raba selangkangannya yang sudah mengeras itu.

Setelah tiga menitan karena merasa pegal lidah dan susah bernafas kami melepaskan diri dari ciuman.

“Masukin aja sekarang yah Pak…saya udah gak tahan nih” pintaku sambil terus menurunkan resleting celananya.

Namun belum sempat aku mengeluarkan penisnya, dia sudah terlebih dulu mengangkat tubuhku. Wow, pendek-pendek gini kuat juga ternyata, dia masih sanggup menggendongku dengan kedua tangan lalu diturunkan diatas meja kerjanya. Dia berdiri diantara kedua belah pahaku dan membuka celananya, tangannya memegang penis itu dan mengarahkannya ke vaginaku. Tangan kananku meraih benda itu dan membantu menancapkannya. Perlahan-lahan batang itu melesak masuk membelah bibir vaginaku hingga tertanam seluruhnya.

“Ooohhh….!” desahku dengan tubuh menegang dan mencengkram bahu Pak Mahmudin.
“Sakit mbak ?” tanyanya

Aku Hanya menggeleng walaupun rasanya memang agak nyeri, tapi itu cuma sebentar karena selanjutnya yang terasa Hanyalah nikmat, ya nikmat yang semakin memuncak. Aku tidak bisa tidak mendesah setiap kali beliau menggenjotku, tapi aku juga harus menjaga volume suaraku agar tidak terdengar sampai luar, untuk itu kadang aku harus menggigit bibir atau jari. Beliau semakin cepat memaju-mundurkan penisnya, hal ini menimbulkan sensasi nikmat yang terus menjalari tubuhku. Tubuhku terlonjak-lonjak dan tertekuk sehingga payudaraku semakin membusung ke arahnya. Kesempatan ini tidak disia-siakan beliau yang langsung melumat yang kiri dengan mulutnya dan meremas-remas yang kanan serta memilin-milin putingnya. Tak lama kemudian aku merasa dunia makin berputar dan tubuhku menggelinjang dengan dahsyat, aku mendesah panjang dan melingkarkan kakiku lebih erat pada pinggangnya. Cairan bening mengucur deras dari vaginaku sehingga menimbulkan bunyi kecipak setiap kali beliau menghujamkan penisnya. Beberapa detik kemudian tubuhku melemas kembali dan tergeletak di mejanya diantara tumpukan arsip-arsip dan alat tulis.

Aku Hanya bisa mengambil nafas sebentar karena beliau yang masih bertenaga melanjutkan ronde berikutnya. Tubuhku dibalikkan telungkup diatas meja dan kakiku ditarik hingga terjuntai menyentuh lantai, otomatis kini pantatku pun menungging ke arahnya. Sambil meremas pantatku dia mendorongkan penisnya itu ke vaginaku.

“Uuhh…nggghhh…!” desisku saat penis yang keras itu membelah bibir kemaluanku.

Dalam posisi seperti ini sodokannya terasa semakin keras dan dalam, badanku pun ikut tergoncang hebat, payudaraku serasa tertekan dan bergesekan di meja kerjanya. Pak Mahmudin menggenjotku semakin cepat, dengusan nafasnya bercampur dengan desahanku memenuhi ruangan ini. Sebisa mungkin aku menjaga suaraku agar tidak terlalu keras, tapi tetap saja sesekali aku menjerit kalau sodokannya keras. Mulutku mengap-mengap dan mataku menatap dengan pandangan kosong pada foto beliau dengan istrinya yang dipajang di sana. Beberapa menit kemudian dia menarik tubuh kami mundur beberapa langkah sehingga payudaraku yang tadinya menempel dimeja kini menggantung bebas. Dengan begitu tangannya bisa menggerayangi payudaraku.

Pak Mahmudin kemudian mengajak ganti posisi, digandengnya tanganku menuju sofa. Dia menjatuhkan pantatnya disana, namun dia mencegahku ketika aku mau duduk, disuruhnya aku berdiri di hadapannya, sehingga kemaluanku tepat di depan wajahnya.

“Bentar yah Mbak, bapak bersihin dulu punyamu ini” katanya seraya menempelkan mulutnya pada kerimbunan bulu-bulu kemaluanku.

“Sslluurrpp….sshhrrp” dijilatinya kemaluanku yang basah itu, cairan orgasmeku diseruputnya dengan bernafsu. Aku mendesis dan meremas rambutnya sebagai respon atas tindakannya. Vaginaku dihisapinya selama sepuluh menitan , setelah puas aku disuruhnya naik ke pangkuannya dengan posisi berhadapan. Kugenggam penisnya dan kuarahkan ke lubangku, setelah rasanya pas kutekan badanku ke bawah sehingga penis beliau tertancap pada vaginaku. Sedikit demi sedikit aku merasakan ruang vaginaku terisi dan dengan beberapa hentakan masuklah batang itu seluruhnya ke dalamku.

20 menit lamanya kami berpacu dalam gaya demikian berlomba-lomba mencapai puncak. Mulutnya tak henti-henti mencupangi payudaraku yang mencuat di depan wajahnya, sesekali mulutnya juga mampir di pundak dan leherku. Akupun akhirnya tidak tahan lagi dengan memuncaknya rasa nikmat di selangkanganku, gerak naik turunku semakin cepat sampai vaginaku kembali mengeluarkan cukup banyak cairan orgasme yang membasahi penisnya dan daerah selangkangan kami. Semakin lama goyanganku semakin lemah, sehingga tinggal beliau saja yang masih menghentak-hentakkan tubuhku yang sudah lemas di pangkuannya. Belakangan beliau melepaskanku juga dan menyuruh menyelesaikannya dengan mulut saja. Aku masih lemas dan duduk bersimpuh di lantai di antara kedua kakinya, kugerakkan tangan kananku meraih penisnya yang belum ejakulasi. Benda itu, juga bulu-bulunya basah sekali oleh cairanku yang masih hangat. Aku membuka mulut dan mengulumnya.

Seiring dengan tenagaku yang terkumpul kembali kocokanku pun lebih cepat. Hingga akhirnya batang itu semakin berdenyut diiringi suara erangan parau dari mulutnya. Sperma itu menyemprot langit-langit mulutku, disusul semprotan berikutnya yang semakin mengisi mulutku, rasanya hangat dan kental dengan aromanya yang familiar denganku. Inilah saatnya menjajal teknik menyepongku, aku berkonsentrasi menelan dan mengisapnya berusaha agar cairan itu tidak terbuang setetespun. Setelah perjuangan yang cukup berat akhirnya semprotannya makin mengecil dan akhirnya berhenti sama sekali. Belum cukup puas, akupun menjilatinya sampai bersih mengkilat, perlahan-lahan benda itu melunak kembali. Pak Mahmudin bersandar pada sofa dengan nafas terengah-engah dan mengibas-ngibaskan leher kemejanya. Setelah merasa segar kami kembali memakai pakaian masing-masing. Dia memuji permainanku dan berjanji berusaha membantuku mencari pemecahan masalah ini. Disuruhnya aku besok datang lagi pada jam yang sama untuk mendengar keputusannya.

Ternyata ketika besoknya aku datang lagi keputusannya masih belum kuterima, malahan aku kembali digarapnya. Rupanya dia masih belum puas dengan pelayananku. Dan besok lusanya yang kebetulan tanggal merah aku diajaknya ke sebuah hotel melati di daerah Tangerang. Disana aku digarapnya setengah hari dari pagi sampai sore, bahkan sempat aku dibuat pingsan sekali. Luar biasa memang daya tahannya untuk seusianya walaupun dibantu oleh suplemen pria. Namun perjuanganku tidaklah sia-sia, ketika sedang berendam bersama di bathtub dia memberitahukan bahwa aku sudah diperbolehkan ikut dalam ujian.

“Kesananya berusaha sendiri yah Mbak, jangan minta yang lebih lagi, bapak sudah perjuangkan hal ini dalam rapat kemarin” katanya sambil memencet putingku.

“Tenang aja Pak, saya juga tahu diri kok, yang penting saya ga mau perjuangan saya selama ini sia-sia” jawabku dengan tersenyum kecil.

Akhirnya akupun lulus dalam mata kuliah itu walaupun dengan nilai B karena UAS-nya lumayan sulit, lumayanlah daripada tidak lulus. Dan dari sini pula aku belajar bahwa terkadang perjuangan itu perlu pengorbanan apa saja.
Share:

My Mommy Barbie Girl

Liburan panjang sangat berbeda buatku. Sebab my dream come true…sejak akhir-akhir ini aku emang horney terus liat nyokap aku yang makin lama makin seksi. Oh iya, umur aku 20 tahun and my mom is 41 y.o. Aku masih kuliah di Trisakti. 180 cm and 75 kgs. My mom is about 170cm 60 kgs ‘padat karya’ karena rajin fitnes+berenang malam dirumah.

Aku rasa semua laki-laki normal juga pasti horny liat dia. Rambutnya dicat pirang (dari dulu) keriting gantung, kulit makin kaya keramik aja, kalo toket ama pantatnya sih udah guueeede dari dulu. Hobinya pake baju belahan dada rendah kalo ke mall and celana jeans ketat.

Awalnya gini…jumat malam kemarin aku and temen aku ajak doi ke Embassy ada party nya FHM. My mom ok aja, dia pake baju kemeja gantung and celana jeans model hipster (sorry aku kaga tau jenisnya apa, pokoknya yg dibawah pinggul deh) terus pake rantai kalung dipinggul plus sepatu agak high heelsgitu. Sampe disana aja semua laki pada nengok mungkin dikiranya salah satu modelnya hahaha. Semua temen aku bilang kalo mereka pada horny liat nyokap aku.

Malam minggunya aku ama temen aku itu ajak dia lagi, tapi kali ini ketempat yang agak underground didaerah Kota sana. Aku and my buddy udah sepakat mau ‘jailin” si mommy hehehe kali ini doi kita minta pake rok mini and tanktop! Ternyata eh ternyata doi setuju aja hehehe rok mini jeans+tanktop hitam gokil…no bra.

Turun dari mobil pake jaket sih, pas didalam dibuka. Kita mendarat disana sekitar jam 1an and tempat itu masih termasuk sepi. Pesen-pesen minum deh, mom minta red wine, terus kita minta draft beer aja dulu. Ternyata doi enjoy banget dengan musicnya yang bukan music house seperti kebanyakan daerah kota. http://baccarat1628casino.blogspot.com

Jam 2an gitu udah mulai rame and kita udah banyak kenalan cowo baru gara-gara ‘sexy barbie’ ini. Ada aja yang sok beliin minuman buat kita. Tentu saja in return nya mereka pada grepe-grepe nyokap aku, yah termasuk aku ama my buddy. Gimana engga…kita peluk-peluk dari belakang sambil pegang pinggulnya, ngintip toketnya yang ‘nendang’ banget gitu.

Apalagi doi mulai pusing karena minum banyak, sedikit ‘gempa’ hehehe makanya kita pelukin dari belakang supaya kagak ambruk. Meleng dikit aja udah ada laki lain yang meluk-meluk. Temen aku sempet bilang kalo dia remes-remes pantat doi and doi juga bales goyangin pantatnya malah nempelin pantatnya yang nonggeng itu kecelana temen aku yang mana udah ngaceng abis.

Jam 3an suasana tambah rame and kita tambah ‘panas’ Kita udah seperti dirty dancing aja. Ada yang meluk dari belakang and ada juga yang dari depan. Kita gabung juga sama orang sekitar, maklum deh udah mulai padat. Si mommy juga sempet bilang ama kita berdua.

“Tuh banyak cewe seksi, mana nih action nya?” sambil ketawa ngejek kita. Kita malah balas bilang,
“Ngapain cari cewe lagi kalo udah ada yang paling ok didepan mata hahaha..” eh malah kuping aku yang dijilat…ampun dah tambah ngaceng aja. Kita panas-panasin juga
“ayo dong tuh ada cowo macho, godain dong bikin pada horny!” Bah ternyata doi beneran godain…gokil dah.

Aku juga tambah nekat akhirnya, kaga pake malu-malu lagi reme-remes pantat doi (doi tau banget itu tangan aku), cuma diem aja sambil senyum-senyum asik. Disuatu ketika juga si mommy narik tangan aku yang tadinya dipinggul ketoket nya. Buseeet…kesempatan langka dalam hidup aku. aku engga main kasar, touched it very gently and her tounge daneced in my ears…shit! Tangannya juga gerilya nyari lokasi penis aku yang udah tegang banget dibalik celana jeans aku.

Toket terbagus selama aku kenal perempuan, big and natural. Kaga tahan aku balikin badannya supaya berhadapan, doi nurut aja…Aku speechless liat mukanya yang malam itu sexxxy abizzz (barbie bitch). Lagi- lagi kuping aku dijilat and leher aku diciumin. As a normal boy tentu aku bales dong sampe kedengeran suara desahan yang makin bikin kepala atas bawah pusing. Sementara temen aku ngelirik sambil ngacungin jempol kearah aku, dia ini juga sibuk dengan perempuan yang baru kenal. Baca Juga Live Dealer

Hentakan lagunya juga bikin badan engga mau diem. Si mommy juga goyangnya makin heboh, goyang bikin horney hehehe. Mungkin udah pengaruh red wine juga kali sehingga dia berani cium aku lips to lips…edaaaan. Kepala aku dipegang supaya diem and dicium cukup lama juga…seeer! Sementara tangan aku meremes pantatnya yang super kenyal itu. Kagak lupa aku sempet-sempetin jilat belahan dadanya yang merangsang itu. Kata-kata,

“oooooh” panjang sering terdengar keluar dari mulut doi.

Tangan my mom sih emang udah parkir terus di penis aku berusaha ngocok-ngocok bikin ngilu. Aku ke toilet aja, malah gantian tangannya ada dicelana temen aku yang keenakan gitu. Eh si gila itu malah lebih nekat dari aku, tangannya pake masuk kedalam rok segala! Dia kasih tau aku malah kalo jarinya sempet nyelip dibelahan pantat nyokap yang pake g-string. And dia bilang juga kalo nyokap aku ‘shaved’…buseeeet dah. Kalo soal ‘shaved’ sih aku udah tau dari dulu melalui ritual ngintip hehehe. Jam 4an aku udah mulai gelisah pengen cepet pulang dan melanjutkan apa yang sudah terlanjur terjadi.

Soalnya tangan aku juga udah menyelusup kedalam rok, nyelip kebelahan pantat and maju kedepan. Suasana semakin panas aja seiring jalannya malam, aku juga udah makin gila mulai pelorotin celana dalamnya, doi nurut aja, kagak peduli lagi dengan lingkungan sekitar yang sekitarnya yang free banget. Dengan susah payah and rela akhirnya lepas juga (aku lupa kejadian detailnya yang pasti aku pungut cd nya dari lantai and aku kantongin) and aku kasih unjuk ketemen gokil aku si anak basket jahanam hahaha.

Tangan aku bebas main didada and dipaha selama kalo lagi duduk disofa. Pastinya aku dikira ‘brondong’ ama pengunjung lain sebab mereka juga berusaha ambil keuntungan. Yang ada cuma desahan demi desahan aja yang keluar dari mulut my mom.

Pernah juga kepikiran aku ‘sikat’ ditempat cuma sayang aku lebih tinggi dari nyokap. Temen aku malah lebih edaaan lagi, aku liat dia keluarin penis nya and di handjob ama nyokap aku… damn! Aku juga udah lupa dah berapa cowo disitu yang grepe-grepe pantatnya and pegang-pegang pinggul doi.

Jam 5 aku ambil keputusan buat cabut and segera melanjutkan rencana lain. Sebelumnya aku sempet minta nyokap menghabiskan minuman Jack Daniels yang dibeliin salah satu teman baru disana. On the way ke parking lot aja dipelukin doi, aku juga takut kalo dia jatuh. Semua mata memandang my mom yang emang bitch banget dandanan-nya and mukanya. Singkat kata aku geber abis tuh E260 kearah apartement aku di Karawaci.

Sampe sana turun aja udah oleng hahaha pas masuk kamar langsung ambruk. Aku tukar baju dulu and cuma pake boxer aja langsung bukain sepatunya (karena udah setengah sadar).

Doi juga kalap langsung narik aku supaya nindihin dia and kita french kiss, aku berusaha narik kebawah tanktopnya and tangan langsung kebawah rok…she’s wet already. celana aku ditarik kebawah juga, she touched my ball and my penis, dipijit-pijit…damn! Udah kaga tahan, doi bisikin aku,”Just do it what you have to do. A man must responsible when made a woman horny (sambil tersenyum nakal).” Aku setuju sambil ketawa and nganggukin kepala. Penis aku dengan sedikit kemudahan masuk kedalam vaginanya yang udah basah. Aku mesti akuin kalo doi masih seret banget, engga kalah dengan cewe-cewe yang udah pernah aku tidurin.

Posisi MOT dengan kaki menjepit pinggang aku bikin mabuk beneran, aku kaga tahaaan kalo gini terus makanya aku tarik tanpa melepas penis aku keposisi WOT. Tanktop dilepas, muncullah toket yang paling indah yang pernah aku liat (mungkin juga jawara indahnya buat STW). Kenceng abis and no silikon! Perutnya juga engga terlalu berlemak, emang sih doi jaga badan abis-abisan, termasuk bokap aku juga. Si mommy juga ulekannya bener-bener mantap! Ganti posisi doggie, aku masukkin sedalam-dalamnya sambil spank-spank pantantnya yang bikin dia semakin kenceng desahannya. Casino Online Indonesia

We are like in the blue movie hahaha…jempol aku juga sempet bermain didepan ‘matahari’ nya (asshole) yang bikin dia makin menjadi-jadi. Dalam posisi ini score sudah menjadi 3 – 0 buat aku (doi orgasme 3x). Sebel karena udah orgasme lagi, penis aku dicabut, aku disuruh rebahan and she began to suck my dick. Ini bener-bener pengalaman tak bakal lupa seumur hidup aku…isepannya kayak sedotan debu kali. Mulai dari my balls sampe bawah dikit kena sapuan lidahnya. Pantat aku aja sampe terangkat secara otomatis gitu.

Aku berusaha menahan sekuat tenaga supaya jangan keluar dulu meskipun udah sekitar 40 menitan kira-kira. aku tarik pantatnya kearah muka aku dengan posisi 69. She sit on my face when my tounge danced in her bold pussy…Engga lama setelah itu doi orgasme lagi, kali ini aku jilat sampe bersih and aku telen aja dah cairan yang keluar. Sedotannya makin gokil sampe akhirnya aku nyerah juga.

“Mom…aku udah mau keluaaar,” eh dia malah diem aja makin asik ngisep.

Yah udah aku keluarin aja didalam mulutnya and doi telen semuanya sperma aku untill the last drop. Abis the last drop aja masih diisep-isep sampe bersih! Diakhir pertempuran kita sempat berciuman mesra tapi aku janji engga bakal sering-sering ML ama nyokap mengingat dia nyokap aku hehehe tapi kali diajakin sih apa boleh buat, iya engga…siapa yang tahan liat cewe yang kayak barbie gitu.
Share:

Pesta Ultah Yang Menggairahkan

Malam itu adalah malam minggu, hari pembagian raport. Jadi selama seminggu kedepan aku dan anak sekolah seindonesia gak bakalan mikirin soal sekolah. Itulah enaknya jadi anak sekolah, punya waktu libur khusus yang gak perlu khawatirin apapun, soalnya semua biaya senang-senang selama liburan ditanggung sama ortu.

Malam itu aku mendapat undangan datang ke pesta ulang tahun Bernike. Ya… hari itu bertepatan dengan ulang tahun Bernike yang ke 17. Sebenarnya aku gak begitu dekat dengan Bernike, ya walaupun dikelas 1 aku pernah sekelas sama dia, tapi aku jarang banget ngobrol sama dia. Kenapa aku bisa diundang malem itu, soalnya aku dekat dengan Andri, teman se-genk Bernike.

Andri adalah sahabat baikku, dia sekelas denganku di kelas 1 dan di kelas dua ini. Walaupun aku dekat dengan Andri, tapi aku gak dekat dengan teman se-genk Andri. Genk Andri boleh dibilang genknya anak gaul disekolahku, ada 3 orang cowok dan 3 orang cewek : Bernike, Stevy, Lani, Heru, Arif dan Andri. Mereka adalah mahluk tercantik dan terganteng disekolahku. Info tambahan Bernike pacaran sama Heru, Stevy pacarnya Arif dan Lani pacar Andri.

Mungkin seharusnya aku juga masuk ke genk mereka Tapi aku agak males ikut pergaulan mereka yang boleh dibilang terlalu borju dan bebas, aku masih anak baik-baik. Waktu itu Pesta ultah Bernike sangat meriah sekali, orang yang diundang memang tidak terlalu banyak, tapi acara yang disusun begitu menarik. Game-game yang dibuat lucu-lucu dan membuat semua yang datang happy. Selesai acara sekitar jam 21.30, satu persatu tamu undangan pulang, tinggallah aku dan genk Andri, oh iya ditambah Rianti teman SMP Bernike. Selesai acara kami meneruskan mengobrol gak berarah, cuma becanda-becanda aja.

Sekitar jam setengah sebelas Heru mengajak kerumahnya, dia bilang rumahnya lagi kosong, ortunya lagi ke luar negeri. Pertamanya aku kira Heru cuma mengajak para cowok, gak taunya Bernike ikutan, tapi tentu aja dia bilang ke orangtuanya mo nginep dirumah Lani. Tapi ternyata semuanya ikut kerumah Heru, para cewek bilang mo nginep dirumah lani, cowoknya cuma bilang mo ke rumah heru, dasar para remaja nakal. http://baccarat1628casino.blogspot.com

Sampai dirumah heru, kami ngobrol diruang keluarga, duduk diatas karpet yang empuk sekali. Suasananya udah beda, Bernike duduk menyender ke Heru, Andri duduk dibelakang Lani sambil meluk dan arif lagi ngelus-ngelus rambut Stevy yang tiduran dipahanya. Gini deh kalo dah diluar pengawasan orang tua . Sedangkan aku dan Rianti duduk sendiri, walau sebenernya Rianti duduk disebelahku, tapi agak jauh. Sebenernya pembicaraan gak jauh beda sama waktu di rumah Bernike, sampai suatu saat Bernike menggodaku.

“Yan, tuh pacaran sama Rianti aja gih, dia lagi kosong tuh” goda Bernike ke aku. Aku cuma bisa tersenyum. Aku liat muka rianti merah karena malu.

“Bener loh Yan, baru sebulan putus sama pacarnya, janda kembang nih” lanjut Bernike yang disambut tawa yang lain.

Aku cuma ikut tertawa. Sebenernya semenjak dikenalkan ke Rianti waktu di pesta tadi aku udah suka sama Rianti. Gila bro cantik abis... Kulit putih bersih, rambut hitam sepunggung dan bodynya itu loh, so perfect ! Tapi mana mungkin langsung pacaran iya gak?, kenal aja baru beberapa jam.

“Lagian kenapa gak mao pacaran sih yan ?” kata heru.
“Ntar gak bisa gini loh” lanjut heru sambil mencium pipi Bernike. Yang lain tertawa.
“Apalagi gini” lanjut Bernike yang kemudian mencium bibir Heru.

Gila... mereka frech kiss didepan aku ! Yang lainnya cuma tertawa, kayaknya mereka udah biasa deh kissing didepan genk mereka.

“Wah gila ya kalian” kataku.
“Bikin orang jealous aja” kataku sambil ketawa.

“Iya yan, pacaran enak loh, bisa megang ini” Sekarang Andri yang menggodaku sambil megang dada Lani. Aku kaget dan sempat menelan ludahku.

“Megang ini juga bisa” kata arif sambil mengelus selangkangan Stevy yang memang udah duduk dipangkuannya. Weww… this getting crazy now.

“Kok aku mulu yang digodain, si Rianti tuh lagi senyum-senyum malu” balasku, tapi mereka cuma ketawa.

Abis itu suasana langsung hening. Mereka konsen sama pasangan masing-masing. Bernike yang emang dari tadi udah frech kiss sama heru duduk dipangkuan heru dan meneruskan ciumannya. Andri juga gak mau kalah mencium lani yang duduk disebelahnya dan Arif lagi memeluk Stevy dari belakang dan menciumi lehernya. Tinggal aku dan Rianti yang saling pandang keheranan.

“Ri, kita ke ruang depan aja yu” Ajakku ke rianti yang masih bengong.
“OK deh” jawabnya sambil mengikuti langkahku ke arah ruang depan.

Sesampainya diruang depan, aku duduk di sofa kecil, sedang Rianti duduk di sofa panjang.

“Gila ya mereka” kataku ke Rianti.
“He..eh, aku kaget mereka berani kayak gitu didepan kita” jawab Rianti.
“Aku sih pernah denger gosip tentang pergaulan bebas mereka, tapi aku gak percaya kalo gosip itu bener” kataku.
“Iya sih, aku juga kaget banget” jawab Rianti.

Kemudian kami terdiam, jujur suara-suara pergumulan mesra yang terdengar sampe ruang depan sangat menggangu konsentrasi dan birahiku.

“Ughhh….” tiba-tiba terdengar pekikan, sepertinya suara Bernike.

“Ri, liat yuk mereka lagi ngapain, kok heboh amat sih” ajak ku.
“Yuk...” jawab Rianti excited.

Sesampainya diruang tengah aku kaget luar biasa. Aku sampai tidak bisa bergerak sambil mulutku ternganga melihat adegan didepan mataku. Aku menyaksikan Bernike yang sudah full bugil sedang duduk diatas tubuh Heru yang juga bugil seperti orang sedang mengendarai kuda. Andri yang juga bugil sedang menindih tubuh bugil Lani dan Arif walaupun belum bugil memaju mundurkan pinggangnya dibelakang Stevy yang sedang menungging… They Having Sex !!! Entah beberapa lama aku terpaku menyaksikan mereka. Penisku yang memang sudah tegang dari tadi mencapai ukuran terbesarnya dan entah beberapa kali aku menelan ludahku.

Tiba-tiba aku mendengar lenguhan kecil dari belakangku. Aku berbalik dan melihat Rianti dengan muka memelas. Tangan kanannya meremas dadanya dan tangan kirinya memegang selangkangannya. Aku tambah terkejut. Baca juga Casino Online

“Ryan… please…” Kata Rianti dengan muka memelas kearahku.

Sebenarnya kata-kata Rianti gak punya arti apa-apa, tapi yang pasti setelah itu aku mendekatkan bibirku ke bibirnya dan kami mulai frech kissing sambil berdiri.

Aku memeluk Rianti dengan erat sambil bibirku menyedot-nyedot bibirnya. Rianti membalas tak kalah hebat. Sepertinya dia sudah berpengalaman. Sambil ciuman aku gak mau rugi. Aku mengelus (ato lebih tepat meremas) semua bagian tubuhnya yang bisa aku jangkau, punggungnya, pinggangnya pantatnya dan tentu aja dadanya yang besar menantang itu (walau agak sulit memang dalam posisi berdiri).

“Yan, dikarpet aja yuk...” ajak Rianti.

Aku mengangguk dan menuntun Rianti ke sisi karpet yang masih tersedia. Aku melihat Bernike yang sekarang diposisi dibawah sedang merem-melek menikmati pompaan Heru, sedangkan Stevy lagi asik menghisap penis Arif yang sedang menjilati vagina Stevy dan Andri sedang memangku Lani yang seperti kesetanan naik turun karena penis Andri menancap di memeknya.

Aku merebahkan Rianti di atas karpet dan kemudian memulai mencumbunya lagi. Selagi menciumnya, aku merogoh kebalik kaosnya dan mulai meremas dadanya walau masih dihalangi BH. Tapi aku gak puas, aku mulai merogoh kebalik BHnya. Tapi kemudian Rianti mengangkat dadanya, aku mengerti, dia memintaku melepaskan kait branya.

Tanpa kesulitan aku melepas kait bra yang ada dibelakang itu. Dengan bra melonggar, aku mulai meremas-remas dadanya dengan lebih bebas, kadang aku memutar-mutar pentil dadanya. Rianti keenakkan, kadang ciuman lepas karena dia terlalu terlena karena aku meremas-remas dadanya.

Aku menarik kaos Rianti keatas. Aku mencoba membuka bajunya. Kemudian Rianti bangkit dan melepas kaos dan branya yang sudah terlepas itu. Kemudian dia rebahan lagi. Aku kembali menindihnya dan menciumnya kembali. Tapi itu gak lama sebab aku kemudian mencium lehernya dan kemudian turun mencium dadanya. Pentil hitam Rianti sungguh menggoda, aku tak puas-puas menyedotnya dan rianti cuma melenguh-lenguh kecil sambil menutup matanya.

Ciumanku turun kebawah lagi, aku menciumi perutnya. Rianti membuka matanya memandangku, seperti tidak rela ciumanku berpindah dari dadanya. Tapi setelah aku berusaha membuka ikat kancing celana jinsnya, dia mengerti. Saat aku berhasil membuka kancing dan resletingnya, dia mengangkat pantatnya sedikit. Aku tidak menyia-nyiakan kesempatan ini, sekalian aku buka celana dalamnya sehingga tubuhnya polos sekarang. Hmm… aku orang terakhir yang masih berpakaian di ruangan itu.

Aku membuka pahanya lebar-lebar. Terlihat rimbunan rambut diatas gundukan memeknya. Warnanya hitam sangat kontras dengan warna kulitnya. Aku menyibak rambut yang sudah basah tersebut dan membuka bibir luar memeknya. Terlihat sangat basah, Rianti sudah terangsang hebat. Kemudian aku mulai mendekatkan kepalaku keselangkangannya dan mulai menjilati klentit merah Rianti. Rianti mengejang-ngejang keenakan. Tanggannya mendorong kepalaku, tapi pahanya menahan kepalaku, he..he..he.. dia gak tahan karena keenakan, tapi gak mau keenakan itu berhenti.

“Ugh…Ugh…Ugh..” cuma itu yang terdengar dari mulut mungilnya.

Cukup lama aku menjilati klentit dan dinding vagina Rianti. Tanganku terpaksa menahan pantatnya sebab pinggulnya tidak mau berhenti bergerak kekanan kekiri. Tiba-tiba Rianti menarik badanku keatas untuk menjajarinya.

“Yan buka dulu baju kamu, biar kita sama-sama enak” Kata Rianti yang mencoba melepas ikat pinggangku.

Aku membuka kaosku dan membantu Rianti membuka ikat pinggang dan kancing celanaku. Baru resletingku terbuka, Rianti sudah tidak sabar, dia merogoh kedalam celana dalamku dan menarik penisku yang sudah tegang full. Kemudian dia mengelus dan mengocok penisku. Aku melanjutkan membuka celanaku… he..he..he… ngapain nerusin dikocok pake tangan kalo ada memek basah yang nganggur Setelah membuka celanaku aku kembali menindih Rianti dan menciumnya. Dia sudah tidak sabar, dia menggapai penisku dan mengarahkan ke memeknya. Aku mengangkat badanku sedikit dan mengarahkan penisku kememeknya. Tidak terlalu sulit untuk mengarahkan, sebab tak lama penisku sudah digerbang memeknya. Tidak aku duga Rianti malah menekan pantatku agar penisku masuk kedalam memeknya.

“Aghhh…..” pekik Rianti saat penisku masuk kedalam vaginanya.

“Sial udah gak perawan” kataku dalam hati, tapi wtf lah ! udah bisa nidurin cewek yang baru dikenal beberapa jam aja udah hebat banget.

“Ryan, punya elo enak... tegang banget” gumam Rianti genit.

Gila mukanya mengoda banget waktu dia bilang itu. Aku mulai memompa vaginanya dengan penisku. Walaupun udah gak perawan, tapi memek Rianti sempit banget. Mungkin dia cuma pernah ML sama pacar lamanya.

“Agh..agh…aghh…” desah Rianti.
“Lagi sayang, dorong lagi…” gumam Rianti keenakan. Enggak lama aku memompa memeknya, Rianti tiba-tiba memekik.

“AKHHH…” sambil memelukku erat. Dia orgasme, memeknya terasa jauh lebih licin karena cairan orgasmenya.

Aku bangkit dan memiringkan tubuhnya. Sekarang aku menusuk memeknya dari arah samping. Tidak sulit sebab memeknya sedang banjir lendir. Aku mulai memompanya. Rianti cuma bisa memandangku yang sedang hebat memompanya sambil melenguh-lenguh kecil. Aku bosan kemudian menunggingkan tubuh Rianti. Rianti mengerti, dia melebarkan pahanya. Aku kemudian memulai mengentotnya dengan posisi doggy style. AKu setuju posisi ini memang enak sekali… Tidak lama kemudian tubuh Rianti kembali menegang dan dia memekik kembali.

“AGHH…..” kemudian tubuhnya ambruk kebawah. Hmm… sial, dia udah 2 kali orgasme sedang aku belom apa-apa…

Aku membalik tubuh Rianti dan menelentangkannya. Sebenarnya aku kasihan melihat wajah Rianti yang kelelahan itu, tapi nafsuku udah keubun-ubun, aku harus orgasme dan melepaskan spermaku !

“Ri, aku masukin lagi ya..” pintaku… Dia cuma mengangguk.
“Kamu gak apa-apa?” tanyaku… (he..he..he.. kata-kataku kelihatan banget aku lagi horny berat, sedikit memaksa)
“Gak apa-apa yan, tapi pelan-pelan ya, aku dah capek..” jawab Rianti.

Aku menindihnya lagi dan mengarahkan penisku. Dengan sekali dorong penisku masuk semua ke vaginanya. Vagina yang tadi sempit aku rasa sudah agak melebar atau karena cairan vaginanya sudah terlalu banyak. Aku memompanya, tapi sejujurnya nafsuku agak menurun. Aku gak suka menyetubuhi cewek yang udah gak respon gini, kayak lagi merkosa aja. Tiba-tiba Bernike mencolekku.

“Yan sama aku aja deh, kasian Rianti udah mo pingsan gitu” Kata Bernike yang sudah duduk disebelah aku dan Rianti. Dia masih telanjang. Rianti cuma senyum ke Bernike. Aku segera mencabut penisku dari memek Rianti dan bangkit.

“Heru gak apa-apa?” tanyaku ke Bernike.
“Tuh dia udah tidur” sambil menunjuk heru yang tertidur disisi lain karpet.
“Lagian gak apa-apa kok, aku juga udah pernah liat dia maen sama Stevy dan Lani” Jawabnya enteng.

Aku agak bingung sebenarnya, tapi aku gak peduli, kok ada yang nawarin memek mo ditolak.

Bernike kemudian rebahan disebelah Rianti, kemudian membuka pahanya lebar-lebar. Aku yang desperate butuh orgasme untuk penyelesaian kemudian memposisikan tubuhku diantara selangkangan Bernike. Aku mengarahkan penisku ke memeknya. Kemudian mendorong penisku masuk kedalam.

“Akh..Akh..Akhh..” rintih Bernike kecil saat aku mulai memompa memeknya.

Aku rebahkan tubuhku agar bisa menciumnya. Bernike membalas ciumanku hebat. Tapi gak lama, Bernike lebih suka nikmatin gesekan di dinding vaginanya.

“Yan.. gue sebenernya udah lama pengen dientot sama elo” tiba-tiba Bernike berkata padaku.

Aku cuma tersenyum, tapi kata-katanya benar-benar meningkatkan birahiku. Aku tahu sebenarnya dari dulu Bernike suka padaku, tapi aku gak pernah merespon dia. Tapi kalo tau memeknya enak begini, pasti dari dulu aku pacarin dia.

“Terus yan..terus yan… terus yan…” celotehnya gak beraturan. Sepertinya dia mo deket ke orgasmenya, seperti aku juga yang udah ngerasa gelombang orgasme udah deket ke penisku.

“Ayo yan, gue dikit lagi” seru Bernike.
“Gue juga dikit lagi...” kataku.
“Keluarin didalem aja yan, gue dah aman” katanya.

Aku memompanya dengan variasi, kadang pelan, kadang kencang. Bernike cuma mendesah-desah keenakan. Sial dikit lagi kok lama banget ya.

“Gue udah sampe yan...” kata Bernike tiba-tiba sambil tubuhnya mengejang.

Dan cret..cret…cret.. penisku juga memuntahkan lahar sperma ke rahim Bernike.

Aku sangat kelelahan dan tubuhku ambruk memeluk Bernike. Aku lihat Bernike tertidur kelelahan. Aku paksakan untuk bangkit, walau gak apa-apa tapi aku gak mau heru terbangun melihat pacarnya tertidur berpelukan dengan aku. Kemudian aku pindah kesebelah Rianti dan tidur memeluknya. Sejak saat itu aku punya berbagai pengalaman sex dengan Bernike, Stevy, Lani dan tentu aja Rianti yang jadi pacarku sejak kejadian itu.
Share:

Sunday, May 15, 2016

Gairah Kawan Lama

Disuatu malam yang dingin, aku sengaja menghabiskan waktu untuk bermesraan bersama istriku, kami berdua duduk bersama dengan posisi istri berada di pangkuan, aku menyentuh rambutnya dan tanganku bergerak ke leher istriku, istri melenguh, tangannya mencari dan mencoba meraih penis yang sudah tegang keluar celanaku. Tangan kananku kemudian bergerak turun dari leher ke arah pinggul, istriku bergeser turun dari pangkuanku, menarik pahanya, sehingga otomatis dasternya terangkat. Ternyata istriku tidak menggunakan CD.

Dengan istri, aku harus mendapatkan kepuasan, tetapi sebagai laki – laki normal, aku juga memiliki fantasi melakukan hubungan sex dengan wanita lain. Aku akan sangat bersemangat dengan seorang wanita yang kurus, tinggi, ramping dan memiliki buah dada yang tidak terlalu besar, Itulah gambaran wanita idamanku. Menjelang Hari Valentine, aku teringat kejadian 5 tahun yang lalu dan akan mencoba untuk menuangkan dalam sebuah tulisan.

Antara 1997 – 1998 aku diberi tugas belajar di Surabaya. Kota Surabaya sangat tidak asing bagiku karena di sanalah aku dilahirkan dan dibesarkan. Aku memutuskan untuk tinggal di asrama karena aku tidak ingin merepotkan kerabatku, toh juga hanya 6 bulan. http://baccarat1628casino.blogspot.com

Setelah sampai di asrama aku langsung berusaha menata pakaian–pakaianku ke almari dan buku–buku yang aku bawa terlihat masih sangat berantakan, sungguh aku memerlukan semangat pendorong untuk melakukan pekerjaan yang melelahkan ini. Akhirnya aku pun melakukan masturbasi.

Dalam pikiranku, “Aku tidak bisa seperti ini terus.. aku memerlukan seseorang yang dapat memenuhi nafsu dan gairah sex ku”.

Keesokan harinya aku berusaha mencari teman–teman lamaku yang dulu ada di kota ini, satu–persatu mereka aku telepon. Singkatnya, ternyata aku telah kehilangan kontak dengan mereka, nomor–nomor ponsel mereka sudah tidak aktif. Hanya ada satu yang masih aktif, dia adalah Anin, umurnya lebih tua dariku, Anin sudah menikah dan memiliki 2 orang anak. Dulu kami pernah dekat, sering bersama saat belajar kelompok.

Anin keturunan chinese, cukup tinggi untuk seorang wanita, berkulit putih bersih dan berdada rata.

Awalnya kita berdua hanya melakukan telepon satu sama lain, berdiskusi, makan dan pergi bersama, sampai suatu hari (pada pertengahan bulan Februari) dia menelponku sambil menangis tersedu–sedu dan dia mengatakan ingin bertemu denganku.

“Mas, bisa gak kita ketemuan, aku ingin cerita”.
”Bisa, baiklah kita bertemu di tempat biasa”.

Dengan mobil Lancer th 83”an aku pergi menemuinya. Setelah bertemu, Anin mengajakku pergi kerumahnya.

“Aku tidak bisa melakukan ini, aku tidak ingin membuat suasana keruh bersama suamimu”, ucapku kepada Anin.
“Tidak apa–apa, ayo pergi bersamaku”, ucap Anin.

Dalam perjalanan kami berbicara macam–macam mulai ilmiah, politik, sampai hal–hal yang kotor.

“Mas, kapan kamu akan pergi ke Jakarta?” Dia bertanya (jadwal aku untuk pulang ke rumah setiap bulan).
“Minggu depan, emang knapa?” Tanyaku kembali.
“Tidak apa–apa sih, pengin nanya aja”.
“Masak sih cuma pengin nanya saja? Pengin yang lain–lain kan, pengin nyoba?”, jawabku.
“Hehehehe dasar ngeress aja yang ada dipikiran mas..” Setelah sampai ke tempat tujuan, di sebuah rumah yang tidak aku ketahui, Anin membuka pintu.
“Ini rumah siapa ????? Serambi kotor… penuh debu, kaya beberapa hari tidak disapu, kebangetan deh.” Tanyaku heran.
“Ini rumah orang tuaku, kemarin abis dikontrakin, seminggu sekali aku kesini dan membersihkannya”, jawabnya sambil masuk ke rumah gak terawat tersebut.
“Sebentar ya, aku mau masukin mobil dan segera kembali lagi…”

Dalam pikiranku, Meskipun teras penuh debu kotor, namun rumah ini gak pengap… …. Cukup nyaman, furniturnya juga masih bagus. Anin mempersilahkanku duduk, sementara dia menyapu teras depan rumah tersebut. Baca juga Live Casino Indonesia

“Anggap aja rumah sendiri mas, gak usah sungkan.. Aku mau bersih–bersih bentar,” katanya.
“Iya, ini rasanya udah kayak dirumah sendiri bersama istri sendiri,” kataku sedikit menggodanya.
“Terserah deh, eh aku mau mandi dulu” ucap Anin.

Otakku dipenuhi pikiran ngeres, ngebayangin lekukan payudara Anin yang terlihat jelas dibalik baju transparan yang dikenakannya sehingga putingya terlihat sedikit menyembul.

“Ngomong–ngomong ada apa memintaku datang ke tempat ini? Apakah kamu punya masalah yang serius, masalah apa itu?” Aku bertanya lebih lanjut tanpa basa–basi, ia pindah tempat duduk kesebelahku.

“Masalah keluarga mas…”, Katanya.
“Apakah itu tentang seks?” Aku bercanda dengannya.
“Ah kamu tetep aja kaya dulu mas, sableng, dan tidak jauh dari yang gitu–gituan… Tapi ada benernya sih.. Meskipun tidak secara langsung” jawabnya.

Kemudian Anin bercerita panjang lebar, intinya adalah rasa tidak puas, sikap otoriter suaminya dan selalu disalahkan ketika ada ketidaksepakatan dengan pada suatu masalah.

“Aku bener–bener sudah capek, Mas Sony suamiku selalu berpihak sama ibunya, ketika aku mencoba menjawab persoalan dengan mertua, justru mertuaku mengomel habis–habisan” Terisak ia mengakhiri kisahnya.

Ketika aku memegang tangannya, dia hanya terdiam, kemudian berkata lembut

“Bolehkah aku bersandar di dadamu mas?”. Aku mengangguk dan cepat–cepat meraih dan membelai lembut rambut sebahunya.

Aku mencium keningnya dengan lembut, Anin mendongak dan berbisik pelan

“Mas, aku membutuhkan dukungan, kasih sayang dan belaian mesra”

Pada saat itu aku merasa hanyut dengan situasi yang diciptakannya, sehingga tanpa merasa canggung aku mencium matanya, kemudian hidungnya, Anin menngeliat sehingga bibir kami bertemu. Anin berdiri dan berkata pelan sambil memelukku,

“pegang erat–erat, aku milikmu sekarang”.

Dengan lembut aku mencium bibirnya lagi. Kami berpelukan seperti sepasang kekasih yang baru bertemu setelah berpisah lama dengan segunung kerinduan. Setelah itu kami berdua kembali duduk.

Dengan posisi Anin duduk di pangkuan, aku terus menyentuh rambutnya dan bergerak tanganku di lehernya, Anin melenguh, tangannya mencari dan mencoba meraih penis yang sudah tegang keluar celanaku.

Tangan kananku kemudian bergerak dari leher ke arah pinggul, Anin bergeser turun dari pangkuanku, menarik pahanya, otomatis dasternya terangkat. Kamu tahu apa?, Ternyata Anin tidak menggunakan CD.

“Aku sudah enggak tahan mas.. lakukan sekarang” bisiknya. Segera aku menjilati merah muda mecky indah dengan sedikit rambut namun panjang–panjang, aku basahin dan sibakkan bulu–bulu halus dengan lidahku sambil sesekali menyentuh klitorisnya.

“Ahhh mas... Aku ingin, kamu masukan sekarang” Tangannya berusaha membuka celanaku dan memegang penisku.

“Tapi aku gak nyaman di sini” Ucapku sambil memandangi ruang–ruang disekitar ruang tamu ini.

“Ya udah, yuk kita pindah ruangan di dalam”, katanya berdiri dan mengunci ruang tamu tempat kami melakukan pemanasan tadi.

“Siapa takut…”, Dia tersenyum dan berjalan sambil membuka daster tipisnya, aku mengikuti dari belakang, tubuhnya begitu indah... halus seperti marmer.

Kami masuk ke sebuah kamar tidur berukuran 5 x 6 meter dan cukup mewah. Yang lebih istimewa adalah adanya cermin besar ( mungkin ukurannya 3 x 2, 5 meter ) di depan tempat tidur. Anin memelukku di depan cermin dan dengan cekatan membuka kemeja, celana dan CD ku. Begitu indah dan erotis, gerakan–gerakan yang kami lakukan terlihat pada cermin itu.

Segera penisku mencuat keras seolah-olah sukacita karena melihat kebebasan. Aku memenuhi semua haus akan hasrat ini, kami menggosok dan saling berciuman. Setelah beberapa saat menyentuh dan disentuh, tubuh Anin yang indah menggeliat di tempat tidur sedang menunggu untuk di eksekusi. Aku melanjutkan kegiatanku yang ditangguhkan sebelumnya, berharap bahwa dia akan Mengerti apa yang aku inginkan.

Dia seperti mendengar apa yang sedang aku pikirkan, Anin pun segera berbalik dan memposisikan diri pada posisi 69 …. dia langsung mengulum penisku yang sedang menegang kencang, tanpa rasa ragu dan takut Anin berperang melawan penis ukuran diameter 2,5 sampai 3,5 cm dan panjang 15 – 18 cm. Ahhh … Aku mendesah menikmati kuluman dan hisapan lembut bibir Anin.

“Kamu benar–benar sangat pintar memuaskan lelaki Nin” aku memujinya, sementara dia masih tetap sibuk menghisap penisku.

Kemudian Anin membasahi meckynya sendiri dengan air liurnya, Anin terlihat sangat antusiasme.

“Ohh... masss... ayo.....” ia bangkit dan jongkok di atas miniatur monasku.

Dicapai dan diarahkan penisku ke lubang senggamanya, kemudian ia menggoyangnya naik dan turun dan menggigit dengan bibir meckynya. Aku memegang payudara mungil dan meremasnya dengan perlahan, kemudian setelah 3 menit, Anin ingin aku mendekap erat tubuhnya… Anin tampaknya telah mencapai orgasme ketika ia menunggangiku.

Aku membalikkan tubuh dengan posisi penis masih tertanam. Anin membantu membuka lebar–lebar gerbang surgawinya dengan diangkat kedua pahanya ke atas. Aku mundur kemudian penisku ke depan, dengan irama kocokan 5X dalam dan 1X ringan akhirnya berhasil ditembus lebih maksimal.

“Mas... Mmmmhhhhhh... Lebih……… Keras……” Dia mengoceh gak karuan.

“Ini sudah sampai” aku berkata, Anin tertawa … .. sehingga otot–otot vaginanya berdenyut berpartisipasi ritme tertawanya.

Aku mendorong tubuh Anin ke ujung tempat tidur, dan menekan penisku semakin dalam. Anin berteriak histeris menikmati gaya permainanku, tangannya menarik–narik pinggulku seakan menikmati penisku yang sedang bergoyang mengganyang lubang kemaluannya.

“Aku mau sampai Nin……” dia tidak sempat mengatakan bahwa, aku jangan mengeluarkan sperma ke dalam rahimnya dan AAaahhgghh…… aku kehilangan ingatanku, aku merasa melayang diatas awan untuk beberapa saat. Anin juga tampaknya telah mencapai orgasme untuk kedua kalinya.

Kami bercanda dan mengobrol di tempat tidur setelah pertempuran melelahkan sebelumnya dapat diselesaikan dengan penuh gairah.

“Kamu sudah kebangetan deh Nin”
“Maaf mas, aku tidak bisa menahan tertawa ketika kamu mengatakan aku sudah mau sampai”
“Hehehehe emangnya sudah sampai mana, sampai pasar?” katanya.
“Udah ah, yok mandi bareng–bareng” katanya sambil menciumku manja.

Setelah peristiwa itu, kami semakin sering bertemu dan ML di tempat–tempat dimanapun asal memungkinkan, sampai aku menyelesaikan tugas belajar yang aku jalani.
Share:

Adik Ipar Yang Menggoda

Usiaku sudah hampir mencapai kepala tiga, ya… sekitar 2 bulanan lagi lah. Aku tinggal bersama mertuaku yang sudah lama ditinggal mati suaminya akibat penyakit yang diderita. Dari itu istriku berharap aku tinggal di rumah supaya kami tetap berkumpul sebagai keluarga yang tak terpisah. Di rumah itu kami tinggal 6 orang, unik nya hanya aku dan anak laki-lakiku yang berumur 1 tahun berjenis kelamin cowok di rumah tersebut, lainnya cewek.

Awal September lalu aku sudah tidak berkerja lagi karena mengundurkan diri. Hari-hari kuhabiskan di rumah bersama anakku, maklumlah ketika aku bekerja jarang sekali aku dekat dengan anakku tersebut. Hari demi hari kulalui tanpa ada ketakutan untuk stok kebutuhan bakal akan habis, aku cuek saja bahkan aku semakin terbuai dengan kemalasanku.

Pagi sekitar pukul 8 waktu Indonesia barat, baru aku terbangun dari tidur. Kulihat anak dan istriku tidak ada disamping, ah… mungkin lagi di beranda cetusku dalam hati. Saat aku mau turun dari tempat tidur terdengar suara jeritan tangis anakku menuju arah pintu. seketika itu pula pintu kamar terbuka dengan tergesanya.

Oh… ternyata dia bersama tantenya Erna yang tak lain adalah adik iparku, rupanya anakku tersebut lagi pipis dicelana. Erna mengganti celana anakku,

“Kemana mamanya, Na…?” tanyaku.
“Lagi ke pasar Bang”jawabnya
“Emang gak di kasih tau, ya?” timpalnya lagi. Aku melihat Erna pagi itu agak salah tingkah, sebentar dia meihat kearah bawah selimut dan kemudian salah memakaikan celana anakku.
“Kenapa kamu” tanyaku heran
“Anu bang…” sambil melihat kembali ke bawah.

“Oh… maaf ya, Na” terkejut aku, rupanya selimut yang kupakai tidur sudah melorot setengah pahaku tanpa kusadari, aku lagi bugil. Hmmm… tadi malam abis tempur sama sang istri hingga aku kelelahan dan lupa memakai celana. http://baccarat1628casino.blogspot.com

Anehnya, Erna hanya tersenyum, bukan tersenyum malu, malah beliau menyindir

“Abis tempur ya, Bang. Mau dong…” katanya tanpa ragu

“Haaa…” Kontan aja aku terkejut mendengar pernyataan itu. Malah kini aku jadi salah tingkah dan berkeringat dingin dan bergegas ke toilet kamarku.

Dua hari setelah mengingat pernyataan Erna kemarin pagi, aku tidak habis pikir kenapa dia bisa berkata seperti itu. Setahu aku tuh anak paling sopan tidak banyak bicara dan jarang bergaul. Ah… masa bodoh lah, kalau ada kesempatan seperti itu lagi aku tidak akan menyia-nyiakannya. Gimana tidak aku sia-siakan, Tuh anak mempunyai badan yang sangat seksi, Kulit sawo matang, rambut lurus panjang. Bukannya sok bangga, dia persis kayak bintang film dan artis sinetron Luna Maya.

Kembali momen yang kutunggu-tunggu datang, ditambah lagi ketika itu rumah kami lagi sepi-sepinya. Istri, anak dan mertuaku pergi arisan ke tempat keluarga almahrum mertua laki sedangkan iparku satu lagi pas kuliah. Hanya aku dan Erna di rumah. Sewaktu itu aku ke kamar mandi belakang untuk urusan saluran air aku berpapasan dengan Erna yang baru selesai mandi. Wow.. dia hanya menggunakan handuk menutupi buah dada dan separuh pahanya. Dia tersenyum akupun tersenyum, seperti mengisyaratkan sesuatu.

Selagi aku menyalurkan hajat tiba-tiba pintu kamar mandi ada yang menggedor.

“Siapa?” tanyaku
“Duhhhh… kan cuma kita berdua di rumah ini, bang” jawabnya.
“Oh iya, ada apa, Na…?” tanyaku lagi
“Bang, lampu di kamar aku mati tuh”
“Cepatan dong!!”
“Oo… iya, bentar ya” balasku sambil mengkancingkan celana dan bergegas ke kamar Erna.

Aku membawa kursi plastik untuk pijakan supaya aku dapat meraih lampu yang dimaksud.

“Na, kamu pegangin nih kursi ya?” perintahku
“OK, bang” balasnya.
“Kok kamu belum pake baju?” tanyaku heran.
“Abisnya agak gelap, bang”
“ooo…!?”

Aku berusaha meraih lampu di atasku. Tiba-tiba saja entah bagaimana kursi plastik yang ku injak oleng ke arah Erna. Dan… braaak aku jatuh ke ranjang, aku menghimpit Erna.

“Ou…ou…” apa yang terjadi. Handuk yang menutupi bagian atas tubuhnya terbuka.

“Maaf, Na”
“Tidak apa-apa bang”

Anehnya Erna tidak segera menutup handuk tersebut aku masih berada diatas tubuhnya, malahan dia tersenyum kepadaku. Melihat hal seperti itu, aku yakin dia merespon. Kontan aja barangku tegang.

Kami saling bertatap muka, entah energi apa mengalir ditubuh kami, dengan santainya kucium bibirnya, Erna hanya terdiam dan tidak membalas. Baca juga Baccarat Online Indonesia

“Kok kamu diam?”
“Ehmm… malu, Bang”

Aku tahu dia belum pernah melakukan hal ini. Terus aku melumat bibirnya yang tipis berbelah itu. Lama-kelamaan ia membalas juga, hingga bibir kami saling berpagutan. Kulancarkan serangan demi serangan, dengan bimbinganku Erna mulai terlihat bisa meladeni gempuranku. Gunung kembar miliknya kini menjadi jajalanku, kujilati, kuhisap malah kupelintir dikit.

“Ouhh… sakit, Bang. Tapi enak kok”

“Na… tubuh kamu bagus sekali, sayang… ouhmmm” Sembari aku melanjutkan kebagian perut, pusar dan kini hampir dekat daerah kemaluannya. Erna tidak melarang aku bertindak seperti itu, malah ia semakin gemas menjambak rambutku, sakit emang, tapi aku diam saja.

Sungguh indah dan harum vaginanya Erna, maklum ia baru saja selesai mandi. Bulu terawat dengan potongan tipis. Kini aku menjulurkan lidahku memasuki liang vaginanya, ku hisap sekuatnya sangking geramnya aku.

“Adauuu…. sakiiit” tentu saja ia melonjak kesakitan.
“Oh, maaf Na”
“Jangan seperti itu dong” merintih ia
“Ayo lanjutin lagi” pintanya
“Tapi, giliran aku sekarang yang nyerang” aturnya kemudian

Tubuhku kini terlentang pasrah. Erna langsung saja menyerang daerah sensitifku, menjilatinya, menghisap dan mengocok dengan mulutnya.

“Ohhh… Na, enak kali sayang, ah…?” kalau yang ini entah ia pelajari dari mana, masa bodo ahh…!!

“Duh, gede amat barang mu, Bang”
“Ohhh….”
“Bang, Erna sudah tidak tahan, nih… masukin kontol mu, ya Bang”

“Terserah kamu sayang, abang juga tidak tahan” Erna kini mengambil posisi duduk di atas tepat agak ke bawah perut ku. Ia mulai memegang kemaluanku dan mengarahkannya ke lubang vaginanya. semula agak sulit, tapi setelah ia melumat dan membasahinya kembali baru agak sedikit gampang masuknya.

“Ouuu…ahhhhh….” blessss… seluruh kemaluanku amblas di dalam goa kenikmatan milik Erna.

“Aduuuh, Baaaang….. akhhhhh” Erna mulai memompa dengan menopang dadaku. Tidak hanya memompa kini ia mulai dengan gerakan maju mundur sambil meremas-remas payudaranya.

Hal tersebut menjadi perhatianku, aku tidak mau dia menikmatinya sendiri. Sambil bergoyang aku mengambil posisi duduk, mukaku sudah menghadap payudaranya. Erna semakin histeris setelah kujilati kembali gunung indahnya.

“Akhhhh… aku sudah tidak tahan, bang. Mau keluar nih. Ahhh… ahhh… ouhhh”

“Jangan dulu Na, tahan ya bentar” hanya sekali balik kini aku sudah berada diatas tubuh Erna, genjotan demi genjotan kulesakkan ke vaginanya. Erna terjerit-jerit kesakitan sambil menekan pantatku dengan kedua tumit kakinya, seolah kurang dalam lagi kulesakkan.

“Ampuuuun… ahhhh… ahhhh… trus, Bang”
“Baaang… goyangnya cepatin lagi, ahhhh… dah mau keluar nih”

Erna tidak hanya merintih tapi kini sudah menarik rambut dan meremas tubuhku.

“Oughhhhh… abang juga mau keluar, Na” kugoyang semakin cepat, cepat dan sangat cepat hingga jeritku dan jerit Erna membahana di ruang kamar.

Erangang panjang kami sudah mulai memperlihatkan akhir pertandingan ini.

“Akkhhhhhh….. ouughhhhh…. ouhhhhhh”
“Enak, Baaaangg….”

“Iya sayang…. ehmmmmmm” kutumpahkan spermaku seluruhnya ke dalam vagina Erna dan setelah itu ku sodorkan kontol ke mulutnya, kuminta ia agar membersihkannya.

“mmmmmmuaaachhhhh…” dikecupnya kontolku setelah dibersihkannya dan itu pertanda permainan ini berakhir, kamipun tertidur lemas.

Kesempatan demi kesempatan kami lakukan, baik dirumah, kamar mandi, di hotel bahkan ketika sambil menggendong anakku, ketika itu di ruang tamu. Dimanapun Erna siap dan dimanapun aku siap.
Share:

Penantian Kepuasan Seorang Dokter

Aku Jeani, saat ini berusia 30 tahun. Setelah aku lulus dari kuliah, aku langsung mendapatkan pekerjaan sebagai dokter disebuah rumah sakit terkenal. Karena memang aku mengambil jurusan kedokteran.

Sampai sekarang aku sudah bekerja dirumah sakit itu kurang lebih 3 tahun. Saat aku menjadi dokter aku dikenalkan oleh temanku seorang laki-laki yang bekerja di suatu perusahaan, akhirnya kita saling berkenalan dan akrab kemudian kami menjadi pasangan suami istri.

Tapi setelah setahun perkawinanku aku menemukan hal yang aneh pada suamiku. Di dalam pernikahan, suamiku jarang sekali menyentuhku dan jika aku mengajaknya untuk berhubungan Sex dengan segala alasan dia menolak dan ketika alasannya habis dia baru mau aku ajak berhubungan Sex dan itu pun hanya menyenangkanku saja padahal dalam hati aku merasa tidak terpuaskan.

Suatu waktu aku ditugaskan oleh rumah sakit ke desa sebelah untuk membantu warga disana yang sedang dilanda wabah penyakit. Setelah aku meminta ijin pada suamiku, suamiku pun mengijinkannya dengan janji 2 minggu sekali aku pulang dan aku menyanggupinya.

Dari sini lah aku mengetahui sifat buruk suamiku yang sebenarnya. Setelah 2 minggu aku berada didesa sebelah, aku memutuskan untuk pulang, sesampainya aku dirumah aku kaget dengan yang aku lihat. http://baccarat1628casino.blogspot.com

Suamiku sedang bergumul dengan seorang laki-laki dengan sangat bergairah. Dia tidak pernah se bergairah itu ketika berhubungan Sex denganku. ternyata suamiku adalah seorang homo, tapi aku hanya memendam yang aku lihat waktu itu.

Setelah kejadian yang aku lihat siang itu, aku menjadi jarang pulang dan suamiku pun juga tak pernah menanyakan kenapa aku jarang pulang. Karena desa tempat aku bertugas adalah daerah laut, aku menghilangkan penat diotakku dengan berlayar, hingga menjadi kebiasaanku setiap kali tak pulang rumah.

Dari desa itu aku mempunyai banyak kenalan, muda-mudi, yang lebih tua banyak sekali yang aku kenal dan ketika aku pulang dari berlayar aku bertemu dengan seorang laki-laki yang begitu menarik hasratku. Tubuhnya tinggi kekar, kulitnya kecoklatan, dagu dan sekujur tangannya ditumbuhi bulu-bulu halus, dimataku terlihat sosok laki-laki yang perkasa.

Tapi setelah hari itu aku jarang lagi melihat sosok laki-laki tersebut, kemudian aku menanyakan tentang laki-laki tersebut kepada bapak yang menahkodai perahuku saat berlayar, aku ajak dia mengobrol sambil mencari tau tentang laki-laki tersebut.

Setelah aku bertanya panjang lebar akhirnya pak nahkoda memberitahuku namanya pak Jarwo, umurnya sekitar 40 tahunan. Tapi hal itu tak begitu mempengaruhiku. Setelah selesai berlayar aku kembali kedesa dan aku langsung menuju tempat praktekku.

Banyak warga yang datang dan pergi, aku pun memeriksanya dengan sebaik mungkin karena itu tugasku. Setelah malam tiba, aku hampir menutup tempat praktekku, datanglah sosok laki-laki mengetuk pintu yang ingin di periksa. Karena aku berpikir ini pasien yang terakhir, aku pun mempersilahkannya untuk masuk.

“Dok, saya tidak mempunyai keluhan. Hanya saya ingin tahu apakah tekanan darah saya normal ”. Demikian Pak Jarwo mengawali pembicaraan.

“Saya bisa tidur nyenyak setelah makan obat dokter ”.

Sambil memeriksa, kami berdua terlibat pembicaraan ringan, mulai dari sekolah sampai hobi. Dari situ aku baru tahu, Pak Jarwo telah dua tahun menduda ditinggal mati istri dan anak tunggalnya yang kecelakaan di Solo. Sejak saat itu hidupnya membujang.

Ketika pamit dari ruang praktekku, Pak Jarwo menawarkan suasana santai sambil menyelam di kepulauan karang. Baca Juga Casino Online Indonesia

“Dok, panoramanya sangat indah, pantainya juga bersih lho”.

Aku setuju atas tawaran itu dan Pak Jarwo akan menyiapkan perlengkapan yang diperlukan. Hingga tiba waktunya kami berangkat. Dalam speed boath yang melaju, hanya berisi aku, Pak Jarwo dan pengemudi kapal.

Sesampainya disana, aku merasa canggung ketika harus berganti pakaian selam di hadapan laki-laki. Tapi aku juga belum tahu cara mengenakan pakaian selam jika tanpa bantuan Pak Jarwo. Terpaksa dengan pakaian bikini aku dibantu Pak Jarwo memakai pakaian renang.

Tangan kekar berbulu itu beberapa kali menyentuh pundak dan leherku. Ada perasaan merinding. Cukup membuat Gejolak dalam darahku mengalir begitu deras. Penyelaman pertama berlalu begitu saja, aku tak bisa sepenuhnya menikmati keindahan laut. Hingga tanpa terasa kegiatan menyelam menjadi kegiatan rutin. Bahkan pergi ke tempat penyelaman sering hanya dilakukan kami berdua, aku dan pak Jarwo.

Semakin hari jarak hubungan aku dengan Pak Jarwo menjadi lebih akrab dan dekat. Kami sudah saling terbuka membicarakan keluarga masing-masing sampai dengan keluhanku mengenai suamiku yang gay. Dia tidak lagi memanggilku Bu Dokter, tapi cukup namaku, dik Jeani.

Musim penghujan hampir tiba, kami berdua di tengah perjalanan ke tempat penyelaman. Tiba-tiba datang hujan dan angin sehingga gelombang laut naik-turun cukup besar. Aku mual, sehingga kapal dibelokkan Pak Jarwo ke arah sisi pulau yang terlindung.

Kami turun ke pantai, duduk di bangunan kayu beratap rumbia tempat para penyelam biasa istirahat sambil menikmati bekal. Hanya ada dua bangku panjang dan meja kayu di tempat itu. Angin kencang menyebabkan tubuh kami basah dan dingin. Aku duduk mepet ke Pak Jarwo. Aku tidak menolak ketika Pak Jarwo memelukku dari belakang. Tangan berbulu lebat itu melingkar dalam dada dan perutku.

Dekapan itu terasa hangat dan erat. Aku memejamkan mata sambil merebahkan kepalaku di pundaknya, sehingga rasa mabuk laut mulai reda. Sebuah kecupan ringan melekat di keningku, kemudian bergeser ke bibir, aku berusaha menolak, tapi tangan yang melingkar di dadaku berubah posisi sehingga dengan mudah menyusup dalam BHku.

Tiba- tiba badanku terasa lemas saat jari tangan itu membuat putaran halus di puting susuku. Bibir berkumis lebat itu menjelajah ke bagian sensitif di leher dan belakang telingaku. Persasaan nikmat dan merinding menjalar dalam tubuh dan aliran darahku.

Bibir itu kembali bergeser lambat menyusur dagu, bergerak ke leher, pundak dan akhirnya berhenti di Payudaraku. Aku tidak tahu kapan kaitan BH itu terbuka. Dorongan kuat muncul di daerah terlarangku, ingin rasanya ada benda bisa mengganjal masuk.

Tangan kekar itu akhirnya membopongku dan meletakkan di atas meja kayu. BH ku telah jatuh di atas pasir, mulut dan tanggan Pak Jarwo bergantian menghisap dan meremas kedua gunungku, kanan kiri. Aku bagaikan terbang melayang, kedua tanganku menjambak rambut Pak Jarwo. Kepalaku tanpa terkendali bergerak ke kanan dan kiri semakin liar disertai suara eluhan nikmat.

“Oooohhhhh ……oohhhh… ooooohhhh aauuhhhhhh.” Kedua tangannya semakin kencang meremas Payudaraku. Mulutnya bergeser perlahan ke bawah menelusur pusar …….. menuju….Vaginaku.

“Ahhh…… husss……. ahh…… aahhhhhh.”

Ketika mulut itu menemukan klitorisku, jeritanku pun tak tertahan

“Auh..h …h… aahhh….. husss…..” sebuah benda lunak menyeruak bibir Vaginaku. Bergerak perlahan dalam usapan halus serta putaran di dinding dalam, membuatku semakin melayang.

Tanpa terasa eranganku semakin keras. Untuk menambah kenikmatan, aku angkat tinggi pantatku ke atas. Ingin rasanya benda itu masuk lebih dalam. Tapi aku hanya mendapatkannya dipermukaan.

“Ooohhhh ……..haahh…… haaahh…huuu……. terus…..se..se..se..dikit…atas..Ooohhh.aahhh ..” Sebuah hisapan kecil di klitorisku memperkuat cengkeraman tanganku di pinggir meja.

Hisapan itu semakin lama semakin kuat …. kuat dan kuat….. menjadikan kenikmatan tak terhingga …. memuncul denyutan orgasme. Otot-otot disekitar Vaginaku mengejang nikmat dan nikmat sekali. Sesekali nafasku tersengal.

“Aaa……..hhhhh…..a ahhhhh….aahhhh……… aaaahhhhhhhh……. ahhhh…… huhhhhhhh…ehhhhhh”.

Denyut itu menjalar di antara pangkal paha dan pantat ke seluruh tubuh. Orgasme yang sempurna telah aku dapatkan. Puncak kenikmatan telah aku rasakan. Lemas sekujur tubuhku, aku ingin dipeluk erat, aku ingin ada sebuah benda yang masih tertinggal dalam Vaginaku untuk mengganjal sisa denyutan yang masih terasa. Tapi aku hanya menemukan kekosongan.

Tangan-tangan berbulu itu dengan pelan membuka kembali pahaku. Kedua kakiku diangkat diantara bahunya. Kemudian terasa sebuah benda digesek-gesek di Vaginaku. Semula terasa geli, tapi kemudian aku sadar Pak Jarwo sedang membasahi penisnya dengan cairan kenikmatanku.

Seketika aku bangun sambil menutup kedua kakiku. Aku mendorong badannya dan aku menangis. Sambil membuang muka aku sesenggukan. Kedua tanganku menutup dada dan selangkangan. Pak Jarwo tertunduk duduk dibangku menjauhi aku. Ia sadar aku tidak mau dijamah lebih dari itu. Sambil menelungkupkan badan di meja, tangisku tertahan.

Pak Jarwo mendekati dan dengan lembut ia membisikkan kata permintaan maaf. Diapun menyorongkan BH serta celana dalamku. Aku tetap menangis sambil menutup muka dengan kedua tanganku. Akhirnya pak Jarwo pergi menjauh menuju kapal mengambil bekal. Kami duduk berjauhan tanpa kata- kata.

Sekali lagi Pak Jarwo mengajukan permintaan maaf dan berjanji tidak mengulang kejadian itu. Ia menyerahkan botol air mineral kepadaku.

“Maafkan aku dik Jeani, aku khilaf, aku telah lama tidak merasakan seperti ini sehingga aku khilaf. Aku minta maaf yah, aku harap kejadian ini tidak mengganggu persahabatan kita. Yuk kita minum dan makan siang, lalu pulang ”.

Aku merasa iba pada Pak Jarwo. Ternyata dengan tulus dia masih bisa menahan syahwatnya. Padahal bisa saja memaksa dan memperkosaku. Kesadaranku mulai pulih, emosiku mereda.

Aku mulai berpikir pada kejadian tadi, bukankah aku telah terlanjur basah saat ini ? Bukankah bagian dari kehormatanku telah dijamah Pak Jarwo ? Bukankah tubuhku yang paling sensitif telah dinikmati Pak Jarwo ?

Apa artinya mempertahankan kesucian perkawinan ? Bukankah aku tidak pernah menikmati rasa seperti ini dengan suamiku ? Bukankah aku telah kawin dengan seorang homo ? Yah aku telah diusir dari rumahku oleh teman gay suamiku.

Tapi itu bukan salah suamiku. Ia terlahir dengan kelainan jiwa. Ia menjadi gay dengan menanggung penderitaan. Ia terpaksa memperistri aku hanya untuk menutupi gay-nya. Aku ingin merasakan kenikmatan, tapi aku tidak ingin jadi korban, aku tidak ingin punya anak dari hubungan ini dengan Pak Jarwo. Keberanianku mulai muncul. Aku melompat dan memeluk Pak Jarwo. Kelihatan Pak Jarwo ragu pada sikapku sehingga tangannya tidak bereaksi memelukku.

Aku bisikan kata mesra, “Pak, aku kepingin lagi, seperti tadi, tapi aku minta kali ini jangan dikeluarkan di dalam ”.

“Maksud dik Jeani….. ” Sebelum dia menyelesaikan kata- katanya, tanganku meraba ke penisnya. Kemudian tanganku menyusup dalam celana renangnya. Sebuah benda yang tidur melingkar, tiba-tiba bangun karena sentuhanku.

“Tapi jangan dikeluarkan di dalam ya Pak ….”.
“Terima kasih dik….”.

Senyum Pak Jarwo berkembang. Kembali aku didekap, aku dipeluk erat oleh kedua tangan kekar. Aku benamkan mukaku di dada bidang berbulu. Tanpa komando aku duduk di atas meja sambil tetap memeluk Pak Jarwo.

Aku diam, mataku terpejam ketika pelan-pelan aku direbahkan di atas meja. Satu persatu pengikat BH ku lepas sehingga tampaklah susuku yang masih sangat padat lengkap dengan putingnya yang berwarna coklat kemerahan dan sudah berdiri dengan pongahnya

Kedua tangannya meraih dadaku, mulut hangat menyelusur gunungku, perlahan-lahan bergeser ke bawah, semakin ke bawah gerakkannya semakin liar. Gesekan kumis sepanjang perut membuatku menegang.

Aku pasrah ketika celana dalamku ditarik ke bawah lepas dari kaki sehingga kini aku sudah benar- benar bagaikan bayi yang baru lahir tanpa sehelai benangpun yang menutupi tubuhku.

Mulut hangat itu kembali bermain lincah diantara bibir bawahku yang ditutupi rambut- rambut kemaluan yang berwarna hitam legam dan tumbuh dengan lebatnya disekeliling lubang kemaluanku dan clitoris terasa sudah mengeras pertanda aku sudah dilanda hasrat sex yang amat menggelegak. Kenikmatan kembali menjalar di rahimku.

“Auh ….e.e.e.e.e.e.e…..haaah…haa ah haah. Auhhhhsss……” aku mengerang. Pak Jarwo sambil berdiri di tepi meja mengusapkan benda panjang dan keras di klitorisku.

“Aa…hhhh…..uhhh..” jeritan kecil tertahan mengawali dorongan penis Pak Jarwo menyusup Vaginaku. Pantatku diangkat tinggi dengan kedua tangannya ketika benda itu semakin dalam terbenam.

Tanpa hambatan penis Pak Jarwo masuk lebih dalam menjelajah Vaginaku. Dimulai dengan gerakan pendek maju mudur berirama semakin lama menjadi panjang. Nafasku tersengal menahan setiap gerak kenikmatan.

“Aaah….ahh…..ahh…….haaaa…haassss…….” Entah berapa lama aku menerima irama gerakan maju mundur benda keras dalam Vaginaku. Aku telah merasakan denyut orgasme.

“Auuuuuuuuhhhhh”

Jeritan dan cengkeraman tanganku di pundak belakang penanda aku mencapai puncak orgasme. Gerakan benda itu dalam Vaginaku masih tetap berirama, tegar maju mundur dan membuat gesekan dengan sudut- sudut sensitif.

Tiba-tiba irama gerakan itu berubah menjadi cepat, semakin cepat ….. suara eluhan Pak Jarwo terdengar dan otot Vaginaku kembali ikut menegang, yah … aku mau kembali orgasme…

“aaahhhhhhhhhhhh……. aahhhh….” Tiba-tiba benda dalam Vaginaku ditarik keluar.

Semprotan cairan hangat mengenai pahaku dan meleleh di atas meja. Pak Jarwo mencapai puncak kenikmatan. Pak Jarwo memenuhi janjinya, tidak mengeluarkan cairan mani dalam Vaginaku. Aku lemas…..lemas sekali seperti tidak bertulang. Aku didekap lembut dan sebuah ciuman di kening menambah berkurang daya kekuatanku.

Tiga tahun kemudian setelah kejadian di pulau itu, aku telah menikmati hari-hari bahagiaku. Aku sekarang telah menjadi nyonya Jarwo. Di pelukanku ada si mungil Indri, buah hati kami berdua. Setelah perceraian dengan suamiku, satu tahun kemudian aku menikah dengan Pak Jarwo.
Share:

Blogger templates